SELAMAT BERKUNJUNG,BERGABUNG MENJALIN IKATAN KEMITRAAN

Jalinan Kemitraan digalang oleh rasa simpati yang menggerakkan diri tuk berbuat "satu" namun memberi "seribu satu" makna,bagi eksistensi organisasi dan menciptakan karsa bagi mereka [Tunanetra]menghilangkan sikap stereotype,diskriminatif dan antipati sehingga mereka dapat eksis dalam kehidupan menuju penyetaraan [Berbuat Untuk Tunanetra,Berbuat Untuk Semua] Bagi sahabat yang ingin berbagi dan mendukung Program Kami,Kampanyekan Blog ini dengan mengcopy Banner Komunitas Peduli Tunanetra.Klik Disini
Buat Para Sahabat Pengunjung ,Blogger,Anggota KAPTEN MITRA,dan Anggota BAMPER XII,kami tunggu masukan dan sarannya yah, demi membangun organisasi kami dan terkhusus kepada para penyandang cacat khususnya Tunanetra.
Kami merekomendasikan Anda untuk mempergunakan Mozilla FireFox Web Development & Hosting

Kamis, Agustus 28, 2008

Sang Juara Lomba Cipta Puisi Budaya Lokal

Penyerahan hadiah Lomba Cipta Puisi Budaya Lokal Makassar,diselenggarakan di Anjungan Pantai Losari Makassar.Penyerahan Hadiah kepada masing - masing juara diantaranya, Juara I oleh Ketua DPD PERTUNI SULSEL, Juara II oleh Ketua BAMPERXII, Juara III oleh Manajer Promosi dan Marketing Mobile 8 Makassar.


Selanjutnya......

Jumat, Agustus 22, 2008

Pentas Seni Pekan Merah Putih Anging Mammiri

Sejalan dengan penyelenggaraan Pameran dan kegiatan lainnya, tak kalah hebatnya yang membuat sebagian masyarakat yang menyaksikannya terdecak kagum akan kelihaian bermain musik, para personil band tersebut semuanya adalah tunanetra.Para personil tersebut adalah : Firman sebagai penabuh drum, jono sebagai pemetik bass, ade saputra sebagai vocal. Selanjutnya......

Kamis, Agustus 21, 2008

Hasil Turnamen Futsal Tunanetra

Turnamen Futsal Tunanetra yang diselengarakan selama 4 (empat) hari usai sudah, berikut laporan pertandingan selama penyelenggaraannya di Mall GTC, Lapangan Futsal MFC Lantai 4, dari tanggal 14-17 Agustus 2008.

Tgl 14 Agustus 2008


Pertandingan I
SLB-A YAPTI VS PERTUNI SULSEL
Skor : 6 - 0
Pencetak Gol : Ikbal (4), Firdaus (2)

Pertandingan II
SLB-A YAPTI VS PERTAPI SULSEL
Skor : 3 - 1
Pencetak Gol : Ikbal (2)

Tanggal 15 Agustus 2008
Pertandingan III
PERTAPI SULSEL VS PERTUNI SULSEL
Skor : 0 - 1
Pencetak Gol : Kasmir (1)

Pertandingan IV
ITMI SULSEL VS PORTI SULSEL
Skor : 1 - 3
Pencetak Gol : Syahrir (3-PORTI), Bahar(1-ITMI)

Pertandingan V
PORTI SULSEL VS PANTI GunaYAPTI
Skor : 3-1
Pencetak Gol : Syahrir (2)

Pertandingan VI
PANTI Guna YAPTI VS ITMI SULSEL
Skor : 0 - 1
Pencetak Gol : Bahar (1)

Semi Final

Final
ITMI SULSEL VS PERTUNI SULSEL , Skor = 1 : 0
PORTI SULSEL VS SLB / A YAPTI , Skor = 0 : 1
Hasil Akhir
Juara I : SLB / A YAPTI Makassar
Juara II : PORTI SULSEL
Juara III : ITMI SULSEL



Tim SLB /A yapti sang Juara I, berfose bersama Manajer Timnya, Ibu Dra.St.Aisyah Abbas.
Tim PORTI SULSEL sang Juara II, berfose bersama Manajer Timnya, Bapak Zulkifli Umar
Tim ITMI SULSEL sang Juara III, berfose bersama Manajer Timnya, Bapak Arman Habib,S.Ag Selanjutnya......

Pameran Pekan Merah Putih Anging Mammiri

Dalam rangkaian Pekan Merah Putih Anging Mammiri, di gelar pula pameran di anjungan pantai losari, pada tanggal 19 Agustus 2008.Pameran tersebut melibatkan peserta diantaranya :

  1. HWPCI SULSEL
  2. GERKATIN SULSEL
  3. PERTUNI SULSEL
  4. SOKOLA
  5. FSD UNM
  6. Komunitas Blogger Anging Mammiri
Berikut ini, dokumentasi dari masing - masing peserta pameran :

Selanjutnya......

Senin, Agustus 18, 2008

Tendangan Penentu Juara Turnamen oleh KADIS Sosial Kota Makassar

Tunanetra, telah memasuki gerbang FINAL, mencari sang juara futsal antara Tunanetra se Kota Makassar.Hal ini menjadi momen penting bagi semua tim yang masuk bertanding pada kancah laga final tersebut, oleh karena itu maka kami mengundang KADIS Sosial Kota Makassar , sebagai penghormatan pada laga FINAL tersebut, untuk melakukan tendangan pertama final turnamen futsal memperebutkan juara 1 dan 2.

Turnamen Futsal Sorak - sorai penonton yang diiringi genderang masing - masing tim bertabuh, penanda harapan kemenangan ada pada tim jagoan mereka.
Sebelum pertandingan dimulai ke dua tim berpose bersama dengan Bapak Ibrahim Saleh,MM, yang menjabat Kepala pada Kantor Dinas Sosial Kota Makassar.


Selanjutnya......

Sabtu, Agustus 16, 2008

Aksi Tunanetra SULSEL Main Futsal

Seru banget, turnamen futsal tunanetra, yang pertama kali diselenggarakan di SULSEL ini, setahu saya juga pertama kalinya di indonesia timur.
coba liat hasil dokumentasi yang diambil oleh juru kamera kepanitiaan Pekan Merah Putih Anging Mammiri.


Layaknya pemain profesional,nampak dari gerak - geriknya yang sempat tersorot mata kamera.Bola dari turnamen futsal ini sama dengan pemain orang normal lainnya,berita lengkapnya dapat anda lihat pada harian timur timur versi Online www.tribun-timur.com

Nampak masing - masing tim berfose, sebelum pertandingan di mulai, didampingi oleh Official dari kepanitiaan.




Selanjutnya......

Pembukaan Turnamen Futsal Tunanetra

Tanggal 14 Agustus 2008, telah dibuka Tribun Timur Turnamen Futsal Tunanetra.Dihadiri oleh Perwakilan masing - masing tim, undangan, pengurus BAMPERXII, pengurus DPD PERTUNI SULSEL, pengurus BPOC SULSEL, dan beberapa sahabat media elektronik, diantaranya Makassar TV, TV One,Trans 7, fajar TV, serta diliput oleh beberapa stasiun radio Suara Celebes,dan RRI.Penyelenggaraan ini di publikasikan oleh Smart FM, Makassar FM, Tribun Timur, dan Makassar Terkini.Dibuka oleh Wakil Ketua Komisi Hukum KONI Sulsel,Bapak Saharuddin Daming,SH,MH, yang juga anggota KOMNAS HAM.



Selanjutnya......

Sabtu, Agustus 02, 2008

Hilangnya sebagian anggota tubuh bukan akhir dari segalanya

Sebuah kebahagiaan terpancar dari wajah Ibu Sitti Khadija ketika beliau melahirkan anak pertamanya yang tak lain adalah penulis sendiri, sebab penulis dilahirkan dalam keadaan sehat, tetapi beberapa hari kemudian, beliau dikejutkan oleh sebuah penemuan yang ternyata harus mereka terima sebagai sebuah kenyataan pahit.
Kenyataan pahit yang dimaksud adalah hilangnya indera penglihatan yang ada pada diri saya, sejak itu beliau sebagai seorang ibu mulai melakukan usaha untuk mengembalikan indera penglihatan saya pada kondisi seperti sedia kala, akhirnya ketika saya sudah memasuki usia 7 bulan, dibawalah saya ke makassar untuk menjalani pengobatan, sehingga saat itu terjadi sebuah perubahan yang tadinya saya buta total, akhirnyasaya juga mengenali dunia yang merupakan tempat saya hidup dan berpijak.
Kegembiraan kedua orang tua saya dan sanak vamili terpancar dari raut wajah mereka, karena harapan mereka telah berhasil meskipun belum sepenuhnya, akhirnya ketika saya berusia 2 tahun, saya kembali menjalani operasi, ketika umur7 tahun sayapun kembali menjalani operasi dan operasi tersebut adalah operasi yang terakhir kalinya.
Namun apalah hendak dikata, saya ternyata sudah diusahakan untuk dapat melihat seperti teman-teman saya dikampung, tetapi kenyataannya harus lain, ibu saya sangat bersedih seolah tidak menerima takdir ilahi yang telah digariskan olehnya,terlebih dari ayah saya, yang setiap hari selalu marah-marah kerap kali melihat tampang saya.
Dibalik kesedihan yang menimpa ibu saya, beliau tetap memberikan kasih sayangnya kepada saya, bahkan beliau selalu berusaha untuk mencarikan jalan agar saya mau masuk sekolah luar biasa, setelah saya berumur 8 tahun tepatnya tahun 1997, tiba-tiba ayah saya harus di mutasi ke sebuah desa terpencil untuk mengemban sebuah amanah yaitu sebagai seorang kepala sekolah di sebuah SD, akhirnya sayapun harus pindah, karena sang ibu tercinta Ibu ST Khadijah juga harus turut mendampingi sang ayah di tempat tugasnya yang merupakan tempat terpencil, rela tak rela saya harus berpisah dari mereka, akhirnya sayapun berangkat ke bulukkumba untuk bersekolah.
Sesampainya saya di bulukkumba sayapun bersekolah selama 6 tahun, dan sayapun melanjutkan study di SLB-A Yapti Makassar tepatnya pada tanggal 21 Juli 2003. Selama saya bersekolah di SLB-A Yapti, sayapun akhirnya mengetahui banyak hal, selain saya mengikuti pendidikan secara formal, saya juga melakukan explorasi terhadap pengetahuan luar seperti kegiatan extra kurikuler meting English, Aktif ber organisasi, dan belajar menuangkan perasaan melalui goresan pena.
Menyikapi keadaan ibu saya yang tidak mau menerima kenyataan pahit yang harus saya alami sayapun harus bersedih, sebab sayapun merasa bahwa hilangnya indera penglihatan saya akan membuat saya kehilangan segalanya. Suatu waktu, saya kembali ke Kabupaten selayar yang merupakan tempat saya tumbuh dan menjalani kehidupan saat itu, saya memperlihatkan skil yang saya miliki dalam hal bermain gitar akuistik, sehingga saat itu, saya langsung menyaksikan respon ayah saya yaitu sebuah kekaguman yang di tunjukkan kepada saya sebab mereka tidak menyangka bahwa saya akan seperti ini, terlebih lagi ketika saya bercakap dengan seorang teman dengan ber bahasa ingris, saat itu juga beliau berbisik kepada ibu saya dengan ucapan “anakmu sudah bisa membentuk dirinya” sejak saat itu ayah sayapun mau menerima keberadaan saya. Sebagai the bline.
Setelah saya naik kelas tiga SMP, ternyata terjadi konflik tertutup antara orang tua saya dan saudara-saudaranya dari pihak ayah saya, dikarenakan sang ibu dari ayah saya terlalu pilih kasi terhadap anak-anak serta cucu-cucunya, saat itu saya telah merasa sangat kehilangan segalanya, bahkan saya merasa tidak memiliki siapa-siapadikarenakan oleh konflik tersebut, sebahagian sepupu saya dari ayah selalu sentimental terhadap tindakan saya.
Masih tercatat dan terekam dalam benak saya, saat-saat saya akan mengikuti ujian nasional, saya meminta agar tante saya meminta kesediaan anaknya untuk mendampingi saya ketika saya mengikuti ujian nasional, tetapi saya ternyata tidak mendapat respon positif, malah melainkan semuanya dilimpahkan kepada adik saya. Seandainya tidak ada teman-teman yang memiliki kesempurnaan dari segi indera fisual, maka sayapun tidak tahu apa yang akan terjadi, namun saya tetap menganggap bahwa saat itu saya merasa betul-betul kehilangan segalanya, bahkan saudara-saudara mereka menganggap ibu saya tidak memiliki rasa tanggung jawab kepada anaknya padahal mereka tidak tahu.
Tetapi saya tidak menerima begitu saja apa yang menjadi sikap mereka, saya menjadikan rasa kehilangan akan segala-galanya yang dikarenakan oleh konflik internal keluarga ini menjadi sebuah cambuk yang memberikan motifasi kepada saya untuk lebih banyak berkarya, dan meyakinkan kepada diri saya bahwa saya masih mempunyai sesuatu yang dapat membantu saya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Sebuah sejarah yang juga amat menyedihkan lagi-lagi menyangkut konflik keluarga, tepatnya pada tanggal 14-juli-2006, saat itu saya sudah menammatkan sekolah saya di sebuah sekolah luar biasa yaitu SLB-A Yapti, tetapi saya ingin melanjutkan studi saya di sebuah sekolah negeri saat itu uang yang di bawa oleh ibu saya tidak cukup untuk biaya masuk, tetapi ibu saya ber fakir untuk meminta kesediaan dari seorang tante saya yang merupakan lawan konflik dari keluarga saya. Suatu sore, tepatnya pada hari jumat tanggal 14-juli-2006, saya dan ibu saya baru saja pulang dari SMU negeri yang merupakan tempat saya untuk melanjutkan studi, menyelesaikan administrasi, tetapi ternyata ada biaya yang harus saya lunasi saat itulah ibu saya berfikir, karena beliau merasa bahwa uang yang beliau bawa tidak mencukupi untuk memenuhi hal tersebut.
Akhirnya, kamipun pulang dari sekolah tersebut menuju asrama Yapti, sesampainya kami di asrama Yapti, sayapun langsung menelphon ke rumah Tante saya yang merupakan lawan konflik ibu saya saat pembicaraan kepada saya beliau katakan bahwa “nak! Suruh saja ibumu untuk datang ke rumah untuk mengambil uang yang akan ia pinjam” sesampainya ibu saya di rumah tante saya, beliaupun mengutarakan maksudnya mendengar penuturan dari ibu saya, sang tante langsung menjawab, saya tidak bisa meminjamkan uang karena anak dari ipar saya juga akan masuk polisi, mendengar jawaban dari sang tante, maka ibu saya hanya bisa menangis bahkan saat itu beliau rela untuk menjual perhiasan yang ia miliki di sebuah tokoh perhiasan.
Tetapi, ternyata setelah suami dari sang tante, melihat ibu saya menangis, beliaupun langsung mengatakan bahwa pinjamkanlah! Uang yang kamu miliki, akhirnya sang tante meminjamkan uang yang ia miliki kepada ibu saya. Ke esokan harinya, saya dan ibu saya kembali ke sekolah yang merupakan tempat saya akan melanjutkan studi untuk menyelesaikan hal-hal yang tertunda, mendengar sikap dan perlakuan sang tante dari pihak ayah saya, maka tante yang merupakan saudara dari Ibu sayapun melakukan sebuah tindakan, beliau meminjamkan uangnya untuk mengembalikan uang yang dipinjamkan oleh ibu saya, saat itu, saya kembali sadar bahwa saya belum kehilangan segalanya, meskipun saya memiliki kekurangan dari segi fisik(mata).
Ketika saya sudah bersekolah di SMU negeri 4 Makassar, saya tidak pernah memperoleh kesulitan atau dalam bahasa ingris dikenal dengan istilah difficult problem, tetapi meskipun demikian, saya juga pernah memperoleh sebuah cobaan yang awalnya saya merasa itu adalah sebuah kesulitan, tetapi karena mungkin saya masih mencoba untuk bersabar, sehingga cobaan tersebut berubah menjadi sebuah kebahagiaan.
Saat itu adalah jadwal untuk pelajaran Teknologi informasi dan komuni kasi(TIK), saat itu guru computer hanya menuliskan materi pelajaran di papantulis, sehingga saya harus bersabar, tetapi saya merasa bahwa saya tidak akan memperoleh catatan dari guru tersebut jika saya tidak meminta salah satu dari teman saya untuk membacakan materi yang di tuliskan di papan tulis Saat itu memang ada beberapa teman laki-laki yang mau membantu saya untuk membacakan materi di papan tulis namun tidak selesai sampai habis, mereka hanya membacakan saya satu sampai lima baris.
Setelah satu-satu di antara mereka membacakan saya satu sampai lima baris, merekapun langsung meninggalkan dan mengacukan saya tetapi ada seorang teman saya yang secara tulus dan ikhlas membantu saya untuk membacakan materi yang tertulis di wite board Aulia Susanti, dia adalah sosok wanita yang merupakan teman kelas saya yang perhatian dan perlakuan serta keperibadiannya telah terfisualisasikan dalam benak saya, dialah yang membantu saya untuk membacakan materi computer saat itu yang tertulis di atas sebuah papan tulis berwarna putih atau dalam bahasa ingris dikenal dengan nama wite board. Namun, perhatiannya tidak berhenti sampai disini tapi berkelanjutan.
Kelanjutan dari sebuah episode tentang perjalanan persahabatan antara saya dan Aulia yang berawal di Lab Komputer ternyata berlanjut di dalam kelas, dan akhirnya dia lebih perhatian kepada saya sebab setiap pengurusan dokumen dalam kelas, ia selalu mempermudah saya untuk menyelesaikannya, dia juga selalu ikhlas dan tulus memberikan informasi yang saya butuhkan untuk kelancaran aktifitas saya sebagai siswa.
Sayapun sudah sempat mengecewakan Aulia sebab ia pernah mengajak saya untuk mengikuti inglish meting tetapi saya menolaknya tetapi akhirnya pada saat saya akan duduk di kelas dua, saya ternyata harus pindah dari SMU 4 ke SMU Datuk ribandang karena saya merasa kesulitan dari segi akses transport tasi, tetapi kenangan bersama Aulia tetap terbayang di benak saya bahkan ketika saya mengikuti meting English yang diadakan oleh BEC (Bamper English club) saya selalu terbayang seolah-olah saya bercakap dengan Aulia, khususnya ketika saya menyampaikan welcome spic dan clowsing spic setiap meting diadakan.
Keberadaan saya di SMU Datukribandang tidak membuat saya melupakan Aulia yang telah menjadi seorang beautiful inspirator yang telah memberikan banyak motifasi kepada saya khususnya dalam hal belajar Bahasa Ingris, sehingga alhamdulillah, saya sudah sedikit demi sedikit telah berhasil untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa inggris, bahkan saya sudah pernah sekali menjadi penanggap dalam sebuah forum diskusi berbahasa inggris yang diadakan oleh TVRI makassar yaitu English corner.
Akhirnya tanggal 28- Juni-2008, adalah hari yang sangat bersejarah, karena pada hari itu saya telah mengakhiri kehidupan saya di kelas 2 SMU, hari itu saya datang ke sekolah tepat pada pukul 8.00 pagi, sesampainya saya di sekolah, saya bertemu dengan teman-teman saya di depan kelas yang sudah dalam keadaan berdebar-debar karena memperoleh sebuah pertanyaan yang belum terjawab yaitu antara naik kelas dan tinggal kelas. Namun ketika Bapak DRS. Dappan AH,masuk ke ruangan guru, seluruh siswapun mengikuti beliau, tetapi saat itu saya langsung dikawal oleh Pak Dappan
Saat Pak Dappan mengawal saya dari depan kelas menuju ke ruang guru, teman-teman saya dari kelas lain menyaksikan dari jauh, akhirnya tibalah saya di ruang guru, akhirnya setelah saya harus menunggu lebih lama, saya akhirnya menerima Raport, setelah menerima Raport dari Pak Dappan, selaku wali kelas, saya langsung meminta teman saya untuk membacakan isi dari raport yang merupakan hasil belajar selama 1 tahun dengan kondisi hati yang berdebar-debar, raport pun perlahan dibuka.
Setelah saya mendengarkan hasil belajar yang tertera dalam Raport yang telah diberikan oleh Pak Dappan, sayapun sangat bersyukur kepada Allah karena saya naik ke kelas 3 dengan nilai yang alhamdulillah sangat memuaskan, sejak selesainya saya mengambil raport di sekolah sampai di asrama Yapti kegembiraan tersebut terpancar di raut wajah saya, teman-teman sayapun di asrama Yapti menyambut saya dengan penuh kegembiraan ketika saya datang ke asrama Yapti dengan menenteng buku raport.
Sebagai wujud kegembiraan saya terhadap keadaan ini, sayapun akhirnya mengirimkan SMS kepada orang tua, Tante, seluruh keluarga serta kerabat dekat yang senantiasa membantu saya dalam proses belajar mengajar di sekolah, setelah satu jam saya berada di asrama Yapti pada hari itu, tiba-tiba HP saya berdering setelah saya angkat, ternyata yang menelpon adalah seorang tante yang senantiasa peduli terhadap saya dan selalu mendukung saya setiap kali melakukan tindakan, isi pembicaraan antara saya dengan sang tante pia telephon yaitu konfirmasi dari sang tante sebagai follow up dari informasi yang saya sebarkan melalui SMS kepadanya yang di respon dengan ucapan selamat atas prestasi yang saya raih serta ajakan untuk berlibur di Kabupaten Selayar yang merupakan kampung halaman saya tetapi saat itu saya lagi tidak bisa memenuhi ajakan beliau karena saat itu saya sedang mengikuti pelatihan public speaking.
Tanggal 14-Juli-2008, adalah hari pertama saya untuk menduduki kelas baru. Saat itu, jam di HP saya sudah menunjukkan pukul 5.00 subhu, azan di Mushallah Tarbiatul ittihadul ummah sudah berkumandang, sayapun terbangun dari tidur saya kemudian menjawab panggilan azan yang telah berkumandang di mushallah tersebut, ketika saya berdialog dengan Allah saat subhu dan setiap waktu shalat yang lain bahkan diluar waktu shalatpun, saya selalu meminta agar Allah selalu memberikan jalan yang lurus.
Setelah saya melaksanakan panggilan ilahi, sayapun bersiap-siap untuk menyongsong harapan baru di ruangan kelas 3, setelah jam di HP saya sudah menunjukkan pukul 7.00, sayapun sudah berada di sekolah sesampainya saya di kompleks perguruan Islam Datuk ribandang, sayapun melangkahkan kaki ke sebuah ruangan kelas baru yaitu kelas 3-IPS2 SMU Datukribandang, sesampainya saya di dalam ruangkelas tersebut, saya tak lupa mengucap syukur kepada Allah, sebab saya tidak menyangka kalau saya sudah tiga tahun bersekolah di tempat tersebut, tetapi sayapun sangat bersedih karena saya tidak mengetahui apa yang akan terjadi ketika saya akan tammat apakah saya akan mengakhiri hidup saya di SMU Datukribandang dalam keadaan happy ending atau dalam keadaan sad ending, namun jawaban tersebut akan muncul ketika saya menjalaninya satu tahun kemudian atau setelah ujian akhir selesai.
Sejak itu, saya merasa bahwa hari ini saya telah menemukan sesuatu yang telah lama hilang dan sangat sering saya keluhkan setiap waktu, dan setiap hari, saya sejak hari itu sampai tulisan ini selesai merasa bahwa saya adalah Jono bukan Jono-Jonoan, dari Jono yang suka patah semangat berubah menjadi jono yang terlihat happy, sebab prinsip yang saya pegang dalam kehidupan saya adalah “happy is verry importen for our life”. Hal yang menyadarkan saya bahwa saya belum kehilangan apa-apa, adalah kemampuan bermain musik, kemampuan berbahasa inggris, kemampuan menulis, serta ketulusan dari teman-teman saya yang tergabung dalam Barisan Mitra pertuni dan Persatuan Tunanetra Indonesia, serta seluruh Binaan Yayasan pembinaan Tunanetra Indonesia.
Saya sangat bersyukur kepada Allah sebab meskipun saya adalah manusia yang telah ia takdirkan menjadi manusia yang kurang dari segi penglihatan, namun saya sangat berterima kasih kepadanya sebab ia telah menuntun saya untuk berjalan kea rah yang ia kehendaki melalui perantara dari makhluk yang telah ia ciptakan di permukaan bumi ini.
Ucapan terima kasi saya haturkan kepada Ibu saya yang telah membesarkan saya hingga saya berhasil menjadi seorang penulis pemula, ibu saya juga adalah seorang perempuan yang telah banyak berjasa dan telah berkorban serta tak kenal lela, ibu saya adalah seorang perempuan yang bijak sana dalam menyelesaikan sebuah perkara yang dicoba diselesaikan dalam sebuah musyawarah untuk mencapai mufakat.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman binaan Yapti yang telah membantu saya ketika saya dalam keadaan terhimpit, dan mau berbagi kebahagian dengan saya serta mengajarkan kepada saya akan pentingnya sebuah solidaritas, ucapan terima kasi kepada Kakanda Hamzah yang telah banyak memberikan kepada saya nasihat tentang menata sikap terhadap kehidupan yang kian hari kian keras di permukaan bumi ini.
Begitupun kepada teman-teman Barisan Mitra pertuni 12, yang telah banyak membantu saya dalam berbagai hal mulai dari hal pendampingan, membantu teman-teman tunanetra untuk meng akses informasi, sampai perjuangan untuk penyadaran kepada masyarakat agar tidak berbuat diskriminatif kepada teman-teman penyandang cacat pada umumnya dan kepada teman-teman tunanetra secara khusus.
Terima kasih saya haturkan kepada Kakanda Mustakim zul kifli yang telah banyak memperluas cara pandang saya yang selama ini telah dipersempit oleh kemalasan saya untuk melakukan sebuah explorasi lebih dalam, kepada kanda Ahmat yang merupakan salah seorang anggota komunitas blogger makassar yang telah banyak membantu saya untuk membuat media penyaluran karya yang telah saya buat.
Kepada Kanda Muhammad Nursyam yang telah mencoba untuk memperjuangkan agar saya memperoleh kesempatan mempublikasikan karya saya pada salah satu Koran ternama yang bertempat di gedung Graha pena Makassar, meskipun tulisan tersebut tidak layak untuk di muat, namun usaha beliau sangat berharga bagi saya selaku penulis.
Kepada M. Tegu saputra, yang telah aktif membantu saya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang saya emban sebagai seorang pelajar yang ber sekolah di SMU regular atau dikenal dengan sekolah integrasi, terima kasih taklupa pula saya haturkan kepada Eprilia eka saputri(Evi) yang telah banyak berkonsultasi dengan saya tentang masalah-masalah yang harus diselesaikan secara arif dan tidak dengan jalan kekerasan.
Ucapan terima kasih taklupa pula saya haturkan kepada saudari Megawati yang telah bersedia untuk mengorbitkan saya menjadi penulis pada Majalah Pebi(Pena biru) sebuah majalah khusus bagi para pelajar SMU,SMP dan para mahasiswa yang sedang menjalani studi pada berbagai universitas, namun saya hanya bisa mengirimkan doa kepada Allah agar teman-teman yang selalu membantu saya tetap memperoleh kekuatan dan memperoleh balasan yang setimpal atas perbuatan mereka dan sayapun sangat bersyukur kepada Allah sebab saya telah berhasil menemukan kembali jati diri saya.
Oleh: Sujono sa’id

Selanjutnya......

Pelayanan Integral bagi Tunanetra di SMU रेगुलर Oleh: Sujono sa’id

Setiap warga Negara tidak terkecuali penyandangcacat secara umum dan terkhusus bagi kaum tunanetra memiliki hak untuk memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan salah satu pasal dalam undang-undang dasar 1945. Hal itulah yang mengilhami terciptanya sebuah rumusan tentang pendidikan untuk semua atau dalam bahasa Ingris dikenal dengan istilah Education for all.
Pelayanan integral adalah pelayanan yang sifatnya merupakan sebuah pemenuhan kebutuhan bagi kaum tunanetra untuk dapat memperoleh pendidikan yang sama dan merata dengan masyarakat umum dengan melakukan berbagai metode penyajian yang sedikit agak berbeda dengan masyarakat umum namun dalam menerima penyajian mereka tidak perlu untuk dipisahkan dari teman-temannya yang memiliki fisik yang sempurna, tetapi seorang guru kelas harus memberikan sedikit metode khusus.
Tapi materi yang diterima oleh kaum tunanetra yang bersekolah di SMU regular juga merupakan materi yang diajarkan terhadap siswa lainnya namun yang berbeda adalah metode penyajian yang dilakukan, tetapi perbedaan penyajian tidak mesti berbeda seratus persen. Metode yang sedikit berbeda adalah metode pelaksanaan ujian baik ujin mid smester maupun ujian smester jika dalam ujian mid smester metode yang digunakan adalah metode test secara lisan dari guru atau metode lain yang diberikan secara khusus agar pelajar dari kaum tunanetra juga tidak ketinggalan dari teman-temannya.
Selain metode pelayanan khusus dalam hal pelaksanaan ujian baik mid smester maupun ulangan smester yang harus sedikit berbeda adalah metode penilaian ketika seorang siswa/siswi dari kalangan tunanetra mengikuti materi pelajaran tertentu misalkan Pendidikan seni, maka siswa yang memiliki penglihatan lengkap(awas) mengikuti pelajaran seni rupa, dan tentu untuk mempelajari materi seni rupa yang mengambil peran penting adalah indera fisual.
Ketika seorang siswa/siswi dari kalangan tunanetra tidak mampu mengikuti pelajaran seni rupa yang notabene lebih banyak berperan adalah indera fisual, maka mereka tidak akan memperoleh nilai dari pendidikan seni rupa oleh karena itu sehingga untuk kasus seperti yang penulis uraikan di atas, tentu seorang guru harus mampu untuk mengambil sikap untuk menuntaskan kasus ini dengan jalan yaitu memberikan tugas khusus seperti membuat keterampilan sesuai dengan apa yang ia ketahui dan pernah di pelajarinya selama berada di sekolah luar biasa sebelum melanjutkan studi di SMU.
Begitupun dengan matapelajaran seperti Matematika yang notabene adalah perhitungan, Fisika yang memiliki materi teori yang sangat sedikit, namun sama seperti Matematika yang memiliki begitu banyak menuntut siswa/siswi untuk nenyelesaikan soal-soal dalam bentuk perhitungan, bagi kaum Tunanetra yang akan mengikuti pelajaran Eksak tentu tidak memungkinkan bagi mereka untuk menyelesaikan soal-soal yang harus diselesaikan dengan menggunakan rumus tapi kaum tunanetra hanya mampu menerima materi dengan materi Teori dari kedua matapelajaran eksak yang telah diuraikan diatas.
Sehubungan dengan itu, maka ada hal penting yang ingin penulis ungkapkan dan penulis sendiri ingin agar ini menjadi sebuah terobosan baru bagi pelajar kaum tunanetra yang menempuh pendidikan di sekolah regular, yaitu mengenai pengambilan jurusan.
Selama ini, kaum tunanetra belum pernah penulis temukan ada yang mengambil jurusan IPA, dikarenakan banyaknya hambatan yang harus mereka lalui, memang saya(penulis) belum pernah temukan jika seorang tunanetra mengambil jurusan IPA akan dipersulit bahkan mereka akan ditolak, tetapi kaum tunanetra sendiri tahu apa-apa yang menjadi hambatan mereka dalam belajar ketika mereka mengambil jurusan IPA.
Karena mereka merasa memperoleh difficult problem ketika mereka mengambil jurusan IPA, maka mereka mengambil jurusan IPS dan ada pula yang mengambil jurusan Bahasa, mereka mengambil jurusan IPS dikarenakan menurut mereka dan penulis sendiri materi yang disajikan oleh guru-guru yang mengajar pada jurusan IPS adalah materi yang sangat memudahkan bagi kaum tunanetra yang hanya mengandalkan analisa.
Sedangkan hambatan yang mereka alami ketika mereka mengambil jurusan IPA adalah banyaknya materi yang menuntut peran aktif fisual dalam menerima materi misalnya ketika seorang tunanetra belajar tentang mata pelajaran Biologi khususnya ketika mereka menerima materi praktikum di ruangan Laboratorium Biologi.
Praktek yang dilakukan ketika siswa/siswi yang mengambil jurusan IPA menerima mata pelajaran Biologi adalah membelah katak, membelah Burung, dan membelah binatang yang sejenis dengan binatang-binatang yang telah penulis sebutkan diatas, setelah hewan-hewan yang telah penulis sebutkan melalui proses pembelahan dalam Laboratorium Biologi, maka hewan tersebut melalui tahap obserfasi yaitu melalui tahap pengamatan dengan indera fisual, yang diamati adalah anatomi tubuh bagian dalam pada hewan-hewan tersebut seperti lekukan-lekukan usus.
Ketika siswa/siswi yang mengambil jurusan IPA mempelajari Fisika, tentu materi yang disajikan adalah perubahan suhu dan perubahan wujud, serta materi-materi lain, sedangkan materi praktikum yang disajikan adalah bagaimana membuat rangkaian listrik, penggunaan microskop sebagai alat optic yang mendukung alat optic alami, dan pengukuran suhu serta praktek tentang bagaimana cara melakukan pembuatan bel listrik.
Selain matapelajaran Fisika dan Biologi, Pelajaran yang juga disajikan kepada siswa/siswi yang mengambil jurusan IPA adalah Kimia, tentu untuk mempelajari materi Kimia mereka harus menerima materi praktikum seperti mengukur obat suntik yang akan dipindahkan ke spoit atau alatsuntik yang akan digunakan, untuk melakukan hal ini, yang paling berperan adalah indera fisual pula yang dengan indera fisual kita akan mengetahui berapa CC cairan yang dibutuhkan untuk mengisi spoit atau alat suntik yang digunakan.
Dari ketiga pelajaran telah saya jelaskan, sangat menghambat kaum tunanetra untuk mengambil jurusan IPA, sebab hal-hal yang telah saya sebutkan diatas adalah hal-hal yang akan menimbulkan difficult problem bagi mereka, hal-hal seperti ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang dianggap kasuistik menurut penulis, sebab kita tahu tunanetra khususnya dari kalangan wanita yang aktif membantu ibu asrama mengerjakan ikan, tentu juga dapat melakukan pembelahan hewan-hewan yang telah saya(penulis) terangkan. Tetapi ketika penulis ditanya “mengapa kamu tidak mengambil jurusan IPA?” maka saya akan menjawab “saya bukanlah tipe-tipe pekerja, melainkan saya adalah tipe-tipe pemimpin, dan saya juga mengambil jurusan IPS dikarenakan saya juga masih mengikuti paradikma yang telah lama” tetapi setelah saya berada di kelas dua dan saya juga adalah orang yang sangat meng idolakan siswa/siswi yang mengambil jurusan IPA, akhirnya ter inspirasi untuk mencoba memikirkan hal ini siapa tahu ini adalah hal yang menjadi sebuah pembaharuan dalam dunia pendidikan tunanetra yang mengikuti pelayanan integral di sekolah menengah umum yang merupakan sekolah regular.
Sebenarnya, ketika seorang Tunanetra mengambil jurusan IPA, dalam menerima materi praktikum di laboratorium Biologi, mereka boleh melakukan praktek pembelahan hewan, sedangkan untuk obserfasi dengan menggunakan indera fisual, tentu mereka sudah tidak mampu, sehingga guru bidanstudi bersangkutan harus mendeskripsikan kondisi hewan yang telah dibelah oleh siswa/siswi yang bersangkutan.
Seandainya jurusan IPA masih diklasifikasikan menjadi dua bagian satu kelas untuk Biologi dan satu kelas untuk kimia dan fisika, maka kaum tunanetra masih memungkinkan untuk mengambil jurusan Biologi, namun karena IPA sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, maka akan sedikit menyulitkan bagi kaum tunanetra yang berintegrasi dan ingin mengambil jurusan tersebut, namun saya masih ingin agar kita mencoba untuk mencari solusi agar hal ini tidak menjadi hal yang kasuistik dalam dunia pendidikan bagi kaum tunanetra, sebab dalam kurikulum biologi mungkin tunanetra masih mudah untuk menerima materi biologi yang bersifat teori.
Sebenarnya untuk pelajaran Fisika, seorang tunanetra juga bisa mengikuti materi praktikum seperti membuat rangkaian listrik baik seri maupun pararel, dan Bel listrik. Bagi kaum Tunanetra yang mengambil jurusan IPA terkhusus kepada tunanetra pria sebenarnya dapat diarahkan untuk melakukan hal ini dibawah bimbingan seorang guru Fisika yang mengajar di sekolah yang mendidik pelajar satu atau dua orang tunanetra.
Untuk mata pelajaran Kimia, materi praktikum yang disajikan bagi seorang tunanetra adalah hanya sebatas pengenalan terhadap alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan sebuah kegiatan praktek, tetapi mereka tidak perlu diberi pengetahuan tentang perubahan dan reaksi setetes cairan yang dicampurkan dengan cairan lain.
Hambatan lain yang sering penulis temukan adalah begitu banyak tugas yang harus diselesaikan dalam waktu satu minggu, ini adalah sebuah perbedaan pola pengajaran yang disajikan di kelas IPA sedangkan siswa/siswi yang mengambil jurusan IPS sedikit lebih santai sebab mereka tidak terlalu sering memperoleh tugas dari guru.
Saya(penulis) sangat yakin bahwa ketika program higher education berjalan secara optimal pasti ada tunanetra yang akan mengambil jurusan IPA, ini adalah sebuah kemungkinan, tetapi terjawab atau tidaknya kemungkinan ini hanya waktulah yang menentukan, saya yakin! Apa yang sempat saya fikirkan melalui tulisan ini jika tidak direspon dengan sebuah studi kasus maka hal ini tidak akan terjawab.
Kita tahu! Bahwa siswa/siswi yang mengambil jurusan IPA dipersiapkan untuk melanjutkan kuliah di jurusan Kedokteran, Astronot, dan dipersiapkan untuk menjadi saintis. Untuk menjadi seorang saintis merekapun terbagi-bagilagi atas programmer, perancang software , dan perancang peralatan teknologi lainnya.
Seorang tunanetra memang tidak bisa dipersiapkan untuk menjadi dokter, tetapi bagaimanapun, mereka yang ingin menjadi masseur(tukangpijat) harus mempunyai pengetahuan tentang ilmu biologi khususnya tentang bagian-bagian tubuh manusia sebab untuk menangani pasien dan ketika diperhadapkan dengan buku-buku tentang pemijatanpun mereka akan banyak menemukan istilah-istilah dalam ilmu Biologi.
Ketika teman-temanku, senasib, dan seperjuanganku membaca tulisan ini, janganlah cepat mengambil kesempulan bisa atau tidaknya anda mewujudkan keinginan saya selaku seorang pelajar yang ingin melinhat generasi ke depan dari kalangan tunanetra ada yang mengambil jurusan IPA, tetapi mari fikirkan dan lakukan sesuatu untuk menjawab persoalan yang saya uraikan melalui tulisan yang sederhana ini.
Selanjutnya......

Kata Mereka

Ketua DPD PERTUNI SULSEL Hamzah M.Yamin
Dengan adanya website ini, memberikan warna tersendiri mengenai penyandang cacat, terkhusus tunanetra, media website menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang sangat bagus dengan jangkauan internasional,sehingga upaya mempublikasikan sahabat tunanetra dapat terjangkau secara menyeluruh. Aksi yang dilakukan BAMPER XII sebagai organisasi volunter / mitra PERTUNI sangat membantu kinerja DPD PERTUNI SULSEL dan penyandang tunanetra khususnya, teruslah memberikan satu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan