SELAMAT BERKUNJUNG,BERGABUNG MENJALIN IKATAN KEMITRAAN

Jalinan Kemitraan digalang oleh rasa simpati yang menggerakkan diri tuk berbuat "satu" namun memberi "seribu satu" makna,bagi eksistensi organisasi dan menciptakan karsa bagi mereka [Tunanetra]menghilangkan sikap stereotype,diskriminatif dan antipati sehingga mereka dapat eksis dalam kehidupan menuju penyetaraan [Berbuat Untuk Tunanetra,Berbuat Untuk Semua] Bagi sahabat yang ingin berbagi dan mendukung Program Kami,Kampanyekan Blog ini dengan mengcopy Banner Komunitas Peduli Tunanetra.Klik Disini
Buat Para Sahabat Pengunjung ,Blogger,Anggota KAPTEN MITRA,dan Anggota BAMPER XII,kami tunggu masukan dan sarannya yah, demi membangun organisasi kami dan terkhusus kepada para penyandang cacat khususnya Tunanetra.
Kami merekomendasikan Anda untuk mempergunakan Mozilla FireFox Web Development & Hosting

Selasa, September 30, 2008

ATM Bisa 'Bicara'

detikInet Jakarta, Anda seorang tunanetra yang sering minta bantuan orang berpenglihatan nornal untuk melakukan
penarikan uang tunai di mesin ATM? Kini telah hadir mesin ATM untuk tunanetra, perangkat anjungan tunai mandiri yang memungkinkan tunanetra bertransaksi tanpa bantuan orang lain.

Adalah Ron Boutte, warga San Fransisco Amerika yang mengalami kebutaan sejak usianya 10 tahun. Ia sangat mahir menggunakan mesin ATM. Dengan meraba huruf braille (huruf timbul khusus untuk tunanetra) yang terdapat pada tombol, serta mengingat dengan baik menu-menu yang ada pada mesin ATM, ia dapat menarik uang tunai atau bertransaksi tanpa menemui kesulitan.

Namun demikian, perkara mengambil uang ternyata tak semudah menggerakkan jari dan menekan tombol braille. Pria berusia 44 tahun ini tetap tak dapat melihat informasi yang tertera di layar. Ia tak tahu, apakah mesin ATM tersebut rusak, atau terdapat kesalahan dalam proses transaksi yang dilakukannya.

Lalu, apa yang akan Boutte lakukan? Meminta orang lain untuk membacakan informasi di ATM tersebut? Apa jadinya kalau tak ada seorang pun disana, sementara Boutte sangat membutuhkan uang untuk keperluannya?
Masalah seperti ini tentunya juga dialami tunanetra di negara lain. Kalau tidak membawa teman, biasanya si tunanetra minta bantuan orang di sekeliling ATM . Bukankah hal itu sangat merepotkan dan beresiko tinggi?
Tetapi, kini Boutte dan tunanetra yang berdomisili di San Fransisco tak perlu lagi khawatir. Mereka sudah dapat menikmati ATM bicara yang ditempatkan di kantor perpajakan kota, serta berbagai sarana umum di pusat kota.Untuk menemukan lokasi ATM bicara, tunanetra cukup mengandalkan semacam alat infra merah yang akan memberikan petunjuk berupa sinyal suara. Semakin dekat lokasi ATM bicara dengan tunanetra yang membawa alat tersebut, maka suara sinyalnya akan semakin keras.

Ketika tunanetra tiba di ATM, ia dapat mendengarkan instruksi transaksi melalui headset. "Please insert your card and enter your authorization number", begitulah kira-kira pesan suara yang akan terdengar ketika tunanetra mulai mengaktifkan mesin ATM tersebut.Selanjutnya, pesan suara akan memberitahukan tombol dan menu apa saja yang telah ditekan, termasuk informasi menu, dan status transaksi. Jika transaksi berhasil atau gagal, tunanetra juga dapat langsung mengetahuinya.
"Saya merasa sangat terbantu dengan adanya ATM bicara ini. Saya dapat melakukan proses bisnis seperti halnya orang berpenglihatan," tutur Damien Pickering, ketua organisasi tunanetra Rose Resnick yang juga tunanetra.

Menurut dia, ATM bicara merupakan terobosan baru yang memungkinkan tunanetra untuk melakukan transaksi secara mandiri. "Saya tak harus meminta orang lain untuk membacakan tulisan di layar atau buku tabungan, jadi privasi dan keamanan uang lebih terjaga," tambahnya.Ternyata untuk mengembangkan sebuah mesin ATM bicara tidaklah mudah. Menurut Leal, sebuah ATM yang memiliki perangkat audio synthesizer (sistem yang mampu membacakan tulisan di layar monitor) membutuhkan dana USD 200 sampai USD 500. Itulah faktor utama yang membuat bank-bank enggan menyediakan perangkat asistif tersebut, karena biayanya terlalu mahal dan tentu saja mengurangi keuntungan bank itu sendiri.

Namun, Leal tidak menyerah dan akhirnya berhasil meyakinkan bank-bank di kotanya bahwa tunanetra juga salah satu bagian dari aset bisnis mereka. Hal tersebut didukung dengan perkembangan teknologi audio yang semakin canggih,yang berhasil menekan biaya pembuatan ATM bicara. Tahun 2006 ini saja, biaya pembuatan sebuah ATM agar bisa
bicara hanya membutuhkan kurang dari USD 100.
Selanjutnya......

Tunanetra Terbukti Terampil Mengingat

Penelitian yang dipublikasikan di dalam jurnal Current Biology menunjukkan bahwa penyandang tunanetra mahir mengingat sesuatu sesuai urutannya.Menurut salah seorang peneliti Ehud Zohary dari Universitas Hebrew Yerusalem, bagi tunanetra, dunia adalah pengalaman dari urutan kejadian. Contohnya untuk mengidentifikasi obyek yang sulit dibedakan, seperti yoghurt yang berbeda-beda labelnya, tunanetra secara khusus akan meletakkan obyek-obyek tersebut sesuai susunan yang mereka buat dan kemudian memberikan mental tags untuk masing-masing obyek.

Zohary dan koleganya berpendapat, karena tunanetra secara terus menerus menggunakan daya ingatnya untuk mengingat sesuatu, maka hal itu memberikan tunanetra kemampuan mengingat yang unggul.Pada penelitian tersebut, tim peneliti menguji 19 tunanetra sejak lahir dan 19 orang berpenglihatan normal dengan dua tes ingatan. Pada tes pertama, para sukarelawan diminta untuk mendengarkan 20 kata dan kemudian mengingatnya. Pada tes kedua, mereka harus mengingat bukan hanya kata-kata saja, tetapi juga urutannya dalam daftar dengan baik.

Ternyata, para tunanetra itu mampu mengingat 20 hingga 35 persen lebih banyak kata dibanding mereka yang berpenglihatan normal. Ini menunjukkan bahwa tunanetra memiliki daya ingat yang lebih baik dari orang normal.“Umumnya 20 hingga 30 persen dari otak pada dasarnya digunakan untuk penglihatan. Tapi karena tunanetra sejak lahir, bagian otak tersebut (visual cortex) tidak mendapat asupan alaminya,” kata Zohary. Tim peneliti menilai, visual cortex pada penyandang tunanetra bawaan mungkin digunakan untuk fungsi lain seperti untuk mengingat dan proses kebahasaan.
Selanjutnya......

Hotel Diimbau Pekerjakan Tuna Netra

BALIKPAPAN - Kantor Pariwisata Balikpapan akan bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan untuk mengimbau pemilik hotel di Balikpapan agar mempekerjakan penyandang cacat yang menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai pemijat.Kepala Kantor Pariwisata Balikpapan Oemy Facessly, mengatakan, pihaknya telah mengimbau pengelola hotel melalui PHRI Balikpapan. "Imbauan ini dilakukan untuk meningkatkan keahlian dan kesejahteraan para tuna netra ahli pijat," ujar Oemy.

Oemy berharap, para tuna netra ahli pijat bisa menekuni pekerjaannya secara profesional dan jasanya selalu dibutuhkan masyarakat. Pemilik hotel diminta saat mempekerjakan pemijat tuna netra, tidak melakukan diskriminasi.Pengusaha yang mempekerjakan penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai undang-undang yang berlaku. "Kerja sama PHRI dengan kantor Pariwisata, memberikan kesempatan kerja bagi penyandang cacat tuna netra di Balikpapan," ujar Oemy.

Ketua PHRI Balikpapan Dodhy Achadiyat membenarkan, telah mendapat surat imbauan dan meminta mempekerjakan tuna netra atau penyandang cacat."Kami telah telah meneruskan dan menginformasikan kepada para pengelola hotel yang ada di Balikpapan, dan saya kira imbauan tersebut sangat bagus mengingat kita juga harus peka terhadap realitas sosial, pun juga merupakan kepedulian kita bersama," ujar Dodhy, Selasa (29/7). Dalam waktu dekat PHRI akan kembali melakukan konsolidasi dengan pengelola hotel untuk menerapkan imbauan Kantor Pariwisata.

Sistem On Call
Penyandang cacat seringkali di pandang sebelah mata oleh sebagian kalangan karena keterbatasan organ tubuhnya. Tapi jangan salah, ternyata di Balikpapan banyak penyandang cacat yang juga memiliki keahlian tersendiri. Skill yang dimiliki bisa bermanfaat bagi semua orang. General Manajer Hotel Sagita Dodhy Achadiyat menuturklan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan para penyandang cacat.

"Kami memakai sistem On Call, jadi apabila ada tamu hotel yang menginginkan pelayanan massages (pijat) maka kami langsung menghubungi para penyandang cacat tersebut. Hal itu kami lakukan karena hotel kami kecil sehingga sistem on call saya pikir lebih efektif," ujar Dodhy saat di temui di ruang kerjanya, Selasa (29/7).

Menurutnya, untuk mempekerjakan penyandang cacat tak hanya untuk pemijat saja, melainkan seperti semir sepatu, laundry dan lainnya.

"Sebenarnya kami sekarang sedang akan memperkerjakan para penyandang cacat untuk menjadi semir sepatu para tamu hotel, dan para tamu tidak dikenakan biaya karena pihak hotel yang akan membayar kepada penyandang cacat tersebut. Nah hal itu juga sangat membantu mereka (penyandang cacat), jadi tidak hanya untuk penyandang cacat yang bisa pijat saja," ujar Dodhy. (m21)
Selanjutnya......

Diary Dunia

"Datang dan Pergi , Andai Itu Nyata Apa Jadinya Dunia"

Dunia mesti tahu penghuninya ada yang baik dan ada yang buruk. dalam pengembaraanku sutemukan sebuah diary, yang didalamnya berisikan sebuah kisah. kisah ini mungkin sebahagian orang kisah ini hanyalah bunga-bunga kehidupan, tapi sebahagian orang lagi menganggap sebagai pelajaran (pengalaman). kisahnya sebagai berikut:
seorang pria bernama Amrozi jatuh hati dengan seorang wanita bernama Nur dan Nur juga merasakan hal yang serupa, singkat cerita mereka pun pacaran hingga bertunangan. suatu hari Amrozi membaca koran di terasnya tiba-tiba ada tulisan berita yang tidak dapat ia baca, karena tulisannya yang terlalu kecil, sehingga timbul niat untuk membeli sebuah kaca mata.
Amrozi pun berangkat kesebuah toko kaca mata.sesampainya di toko kaca mata, ia pun mulai mencoba semua jenis ukuran tapi tak satupun cocok untuk ia pakai, maka sang penjual menyarankan kepada Amrozi untuk periksa mata diklinik mata. Amrozi mengikuti saran sipenjual, ia berangkat kesebuah klinik bernama Klinik Orbita
singkat cerita sang dokter pun memeriksa mata Amrozi. Setelah sang dokter memeriksa,dokter menarik nafas panjang lalu berkata " bapak harus baersabar, jenis penyakit mata yang bapak derita belum kami temukan jenisnya dan ada kemungkinan bapak akan mengalami kebutaan. mendengar perkataan sang dokter Amrozi pun kaget, kemudian berkata "jadi saya harus bagaimana" dokter pun menjawab " bapak harus bersabar dengan ujian ini, menurut informasi tahun depan klinik ini akan kedatangan seorang dokter spesialis ahli matai bernama Dokter Syamsu dari penelitiannya di cina", "oh ia dok, tadi dokter berkata saya akan buta kira-kira menurut dokter itu kapan?" tanya Amrozi. dokterpun menjawab "kalau tidak salah umur mata bapak tinggal lima atau enam bulan lagi". Amrozi pun pamit pulang.
Sesampai dirumah Amrozi menelepon Nur dan menyampaikan berita yang dideritanya. singkat cerita, setelah kejadian itu Nur pun menghilang entah kemana.................to be continue (bersambung).

By: Karca
Selanjutnya......

Senin, September 29, 2008

Pianis Jazz Tunanetra

Cacat mata ternyata tak membuat Bagus Adimas Prasetyo (20), mahasiswa Jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya pesimistis menghadapi hidup. Keahliannya memainkan alat musik piano membuatnya kelimpungan mengatur jadwal antara show dan belajar di kampus. The invisible finger, begitu sebutan teman-temannya terhadap kemampuannya bermain piano.

Kecintaan Bagus terhadap dunia musik, sebenarnya mulai terlihat saat dia masih duduk di bangku kelas empat SD Luar Biasa Yayasan Pendidikan Anak Buta di Tegalsari, Surabaya. Dari sini, bakatnya mulai terasah. Ayahnya, Bambang Hariyanto dan ibunya Sri Rejeki memberikan dukungan yang besar bagi perjalanan karirnya. Tak mengherankan, pada saat dia duduk di bangku kelas enam SDLB sang ayah mulai membelikannya piano.

''Saat berlatih piano itulah, ternyata saya makin suka. Dan lambat laun, akhirnya terlihat kalau saya suka lagu yang nge-jazz," kata Bagus yang ditemui saat latihan di markas komunitas jazz Surabaya, C-Two Six, Perumahan Medokan Ayu III A/C-26 Surabaya belum lama ini.

Sang ayah pun, makin bersemangat untuk menyekolahkan putranya bermain musik. Dan sejak duduk di bangku SMP, Bagus pun belajar kepada musisi jazz Buby Chen. Dia kursus bermain piano selama sekitar enam tahun.

Suatu saat, dia ingin mencoba bermain jazz di komunitas C-Two Six pada 2004 lalu. Dari sini, dia mulai merasa cocok. Akhirnya, dengan teman-temannya yang lain dan tergabung dalam grup musik Nadirat, mereka pun berkolaborasi untuk menghibur pecinta jazz di berbagai tempat. Nadirat Band ini terdiri dari Agus Pranajaya (vokalis), M Himawan (drum, keyboard), Kiki Wendra (bass), dan Bagus (piano).

Cowok kelahiran 30 Desember 1987 ini mulai mendapatkan tawaran bermain piano di restoran dan hotel sudah beberapa tahun lalu. Awalnya, dia hanya diminta temannya untuk menggantikan bermain musik di sebuah hotel.

''Dari situ, eh, malah seringkali mendapatkan tawaran main di beberapa tempat," kata putra kedua dari dua bersaudara ini.

Saat ini dalam satu minggu, dia harus manggung secara reguler dalam empat hari. Hari Minggu dan Senin, bermain di Sommerset, Hari Rabu di Garden Palace Hotel, dan hari Sabtu di Nine Resto. Jadwalnya bermain piano ini, mau tak mau memang menyita waktu kuliahnya di kampus. Beruntung, jurusan kuliah yang diambilnya masih berkaitan dengan seni musik. Praktis, meskipun harus manggung, dia tetap bisa menyelaraskan kemampuannya tersebut dengan hafalan materi dari bangku kuliah.

''Jadi, makin terasah kok," terang Bagus yang berat tubuhnya lebih dari 100 kilogram ini.

Saat berlatih kemarin, Bagus tampak memainkan beberapa lagu jazz yang sudah tak asing lagi. Antara lain Inner Beauty yang biasanya dibawakan grup jazz Cherokee, Dream Come True yang biasa dibawakan Four Play. Jari-jemarinya tampak lincah memainkan tuts piano di studio musik berukuran 3 m x 4 m. Dengan ekspresi wajah menghayati lagu-lagu tersebut, dia berusaha menyelaraskan suara tuts piano yang dipencet dengan musik lain yang dimainkan teman-temannya.

''Wah, kurang nyambung nih. Dicoba lagi ya biar pas," kata Wawan, panggilan karib M Himawan, yang turut berlatih dengan Bagus. Dan, latihan pun terus mengalir agar harmonisasi musik bisa terwujud. Meskipun tak bisa melihat, semangat bermain musik Bagus patut diacungi jempol.

*****

Belajar bersama dengan para siswa yang normal, tentu bukan hal yang mudah bagi Bagus. Keterbatasannya tak mampu melihat membuatnya harus mendapatkan bantuan ketika menerima materi mata kuliah tertentu. Begitu juga ketika Bagus harus tanda tangan kehadirannya di bangku kuliah.

''Terkadang ya, titip tanda tangan. Kalau ndak begitu, biasanya saya tanda tangan dengan dibantu teman," kata Bagus yang bicaranya ceplas-ceplos ini.

Beruntung, banyak teman yang membantunya untuk memahami materi kuliah. Hanya saja, yang seringkali membuatnya merasa tak nyaman, adalah saat ada dosen yang tak mau tahu kondisinya. Bahkan, dia seringkali diminta belajar sendiri di rumah untuk memainkan musik tertentu.

''Saya itu kan bisa mengikuti pelajaran, tetapi harus diajari dulu not-notnya bunyinya seperti apa. Nah, dari situ akhirnya saya bisa menirukan. Kalau disuruh belajar sendiri, ya, sama saja saya kursus dan akhirnya dapat ijasah," tambah Bagus.

Memang, hanya segelintir dosen di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), yang bersikap acuh padanya. Yang lain, banyak pula yang sangat paham dengan kekurangannya. Beruntung, dosen yang acuh itu memiliki asisten dosen yang peduli dan membantunya bisa belajar. Biasanya, untuk mengikuti pelajaran dan ujian, maka dia mendengarkan dengan seksama terlebih dahulu. Berbekal hafalan itulah, dia akhirnya bisa diterima kuliah di Unesa.

Di bangku SMA, Bagus juga bercampur dengan siswa yang normal. Dia bersekolah di SMA GIKI 1 Dukuh Kupang. Tak jarang, teman-teman perempuannya menggandeng Bagus dan masuk ke dalam ruangan kelas. ''Teman-temannya yang laki-laki sering berseloroh begini, 'Enake rek bagus, diantar cewek-cewek. Tapi, itu ternyata tak membuat Bagus marah," tambah Kiki Wendra, yang masih kerabat Bagus.

Apakah tidak sempat risih dengan celetukan-celetukan yang terkesan mencemooh? ''Wah, gimana ya mbak. Saya sudah biasa kok, dan lagi orangnya ndableg. Makanya ya...santai saja hahaha," terang Bagus.

Tak jarang pula, postur tubuhnya yang besar diibaratkan sebagai lemari berjalan. Suatu saat, Bagus pernah menabrak meja di ruang kelas. Seorang teman pun menggodanya dengan celetukan gaya suroboyoan: 'He..lek mlaku ndelok ta!" Meski digoda seperti itu, Bagus cuek saja.

Kini, dengan kemampuannya bermain piano tersebut, dia berharap suatu saat ingin mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian Royal Jazz. Ini merupakan ujian persamaan bertaraf internasional yang digelar di Singapura. Jika berhasil mengantongi ijasah Royal Jazz ini, maka kemampuannya bisa dijual ke berbagai negara.

''Tetapi itu tidak mudah dan butuh biaya besar. Harapan saya, nanti bisa ikut ujian ini," kata cowok yang mengidolakan penyanyi Syaharani ini.

Bersama rekan-rekannya di komunitas C.Two Six, kini dia makin mendalami jazz. Agar tidak membosankan, dia senang ketika bisa bermain lagu etnik yang dibuat nge-jazz. Seperti lagu khas Madura 'Tanduk Majeng', yang pernah dimainkan bersama grup jazz Nadirat. ''Istilahnya kita itu, pakai cord miring. Jadi, notasinya ditambah dengan nada jazz," kata cowok berbintang Capricornus ini, dan tak menyiakan waktu bermain jazz dengan Ad Colen Quartet saat bertandang ke Surabaya awal Maret 2006 lalu.

Hal lain yang ingin dicapai adalah suatu saat bisa mengajar di sekolah luar biasa atau SLB. Dia ingin menularkan kemampuannya bermain piano kepada mereka yang ditakdirkan cacat mata seperti yang dialaminya. Dengan begitu, maka diharapkan mereka tak patah semangat menghadapi hidup. "Ingin sekali saya bisa mengajar di SLB. Mudah-mudahan saja bisa terwujud," katanya.

(Lainin Nadziroh)





Selanjutnya......

Sistem Pemilu Gunakan Pena Sulitkan Tuna Netra

Bekasi (ANTARA News) - Sistem pemilihan umum (Pemilu) menggunakan pena untuk memilih tanda gambar partai politik dan nama calon anggota legislatif, menyulitkan dan berpotensi menghasilkan suara tidak sah dari kalangan penyandang tuna netra.

Ketua Umum Penyandang Cacat Indonesia (PPCI), Siswadi di Bekasi, Selasa, mengatakan, sistem tersebut akan menyulitkan tuna netra.

Mereka akan mengalami kesulitan mengontrol apakah penandaan menggunakan pena sudah berhasil atau belum, sehingga dikhawatirkan hasilnya tidak sah."Diharapkan sistem tersebut bisa diubah dengan pencoblosan nama atau tanda parpol peserta pemilu," ujar Siswadi.Sistem pencoblosan akan memudahkan penyandang tuna netra untuk mengontrol pilihannya melalui perabaan dan hasilnya akan lebih akurat.

Saat ini, penyandang cacat tuna netra di Indonesia yang berhak memilih calon anggota legislatif tingkat kabupaten, kota, propinsi dan DPD mencapai satu juta orang.Mustado (40), salah seorang penyandang tuna netra yang berprofesi menjadi tukang pijit di wilayah Jatikramat, Bekasi mengatakan, pemilu menggunakan sistem pencoblosan nama atau tanda gambar parpol akan memudahkan tuna netra."Saya khawatir kalau pemilu legilatif menggunakan sistem penandaan dengan pena hasilnya tidak maksimal. Kalau itu diterapkan berpotensi golput bagi tuna netra," kata dia.

Menanggapi kekhawatirkan Ketua PPCI itu, Ketua KPU Kota Bekasi, Achmad Herry mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan yang berwenang apakah pemilu akan menggunakan sistem pena atau pencoblosan gambar parpol.Kekhawatiran tersebut, menurut dia, cukup beralasan dan diharapkan menjadi perhatian KPU pusat.
"Semua itu kan baru wacana kita tunggu saja apakah pemilu menggunakan sistem pena atau pencoblosan," kata Achmad Herry.(*)
Selanjutnya......

Akses iTunes bagi Tunanetra

MASSACHUSETTS - Apple bekerjasama dengan pemerintah negara bagian Massachusetts dan National Federation of the Blind (organisasi tunanetra), akan memberikan fasilitas khusus bagi penyandang tunanetra untuk mendapatkan akses layanan iTunes.

Seperti dilansir Wall Street Journal, Senin (29/9/2008), Apple menggunakan teknologi yang dapat memberikan informasi dalam bentuk huruf braile atau mengubah informasi dalam bentuk suara. Dengan demikian, setelah menerima informasi tersebut, para pengguna tunanetra dapat mencari lagu yang diinginkan melalui keyboard.

Apple juga memberikan kontibusi senilai USD250.000 kepada komisi penyandang tunanetra untuk mengembangkan seluruh program tersebut agar para penyandang tunanetra dapat mengakses kebutuhan teknologi.

Berdasarkan kesepakatan Apple tersebut, pihak apple juga akan menyediakan iTunes U yang menyediakan konten pendidikan, dan dapat diakses pada 31 Desember mendatang. Kesepakatan itu, akan berlangsung selama tiga tahun dan akan diujicoba terlebih dahulu sebelum dapat digunakan penyandang tunanetra.

iTunes selama ini dikenal sebagai tempat untuk membeli dan mengunduh lagu-lagu dan konten lain. Penyandang Tunanetra di Amerika dan dunia selama ini terus berjuang untuk dapat mengakses informasi di internet. (srn)
Selanjutnya......

Minggu, September 28, 2008

Mata Bionik, Harapan Baru Penyandang Tuna Netra

Bila sebelumnya tidak ada harapan kesembuhan bagi para penderita tuna netra akibat penyakit keturunan, para ahli di Rumah Sakit Mata Moorfields di London sedang mencoba menyembuhkan 2 pasien tuna netra dengan menggunakan mata bionik.Mata bionik yang disebut Argus II ini bekerja lewat kamera yang terpasang pada pada lensa kacamata. Gambar yang ditangkap oleh kamera ini kemudian dikirim lewat gelombang ke penangkap dan panel elektroda yang ditanam dalam bola mata dan menempel pada retina. Gelombang yang ditangkap oleh alat penerima ini kemudian dikirim ke elektroda yang akan mengirimnya lewat rangsangan pada saraf retina.

Rangsangan ini kemudian dikirim ke otak seperti pada proses kerja mata yang sehat.Argus II yang digunakan oleh para dokter di Moorfields ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan swasta di Amerika Serikat yang bernama Second Sight. Walaupun Argus II sudah mampu mengembalikan fungsi dasar penglihatan, namun para ahli mengatakan bahwa usaha ini baru sampai taraf dasar saja dan masih jauh dari kata sempurna.

Walaupun para dokter berharap bahwa usaha mereka ini bisa membantu 2 penyandang tuna netra yang mengikuti program ini, namun belum jelas apakah kedua pasien itu merasa terbantu karena yang mereka lihat sejauh ini hanyalah berkas cahaya dan bayangan gelap saja. (bbc/roc)
Selanjutnya......

Sabtu, September 27, 2008

Kamera Mata Bionik Untuk Tunanetra

Selama bertahun-tahun, beberapa ilmuwan berupaya menciptakan transplantasi mata bionik untuk menjawab harapan penyandang tunanetra. Beberapa periset AS memprediksi dapat mencapai langkah revolusioner terhadap teknologi video dan fotografi digital yang suatu saat nanti dapat menyembuhkan kebutaan.

Ini merupakan terobosan dari teknologi fiksi-sains di film Terminator yang pernah diperankan aktor Arnold Schwarzenegger pada tahun 1984. Dalam film itu, Arnold Schwarzenegger menggunakan mata bionik yang berfungsi mengubah penglihatannya ke dalam informasi digital.

Dalam perkembangan teknologi terbaru, para ilmuwan telah menciptakan kamera dengan permukaan lensa deteksi cembung. Tim periset AS menerangkan aplikasi teknologi ini merupakan kemajuan besar pada sensor kamera digital yang ada saat ini. Seperti halnya dengan fungsi retina manusia, kamera mata bionik ini memungkinkan pantulan cahaya dari sebuah subjek diubah menjadi gambar lewat proses pengiriman pesan syaraf optik ke otak.

Sensor tersebut memungkinkan mata bionik menangkap gambar yang lebih tajam tanpa terjadi distorsi dengan ruang pandang lebih baik layaknya pada mata manusia. Namun sampai saat ini, para ilmuwan belum dapat menciptakan sensor digital cembung yang dipasang di mata bionik karena sensor yang terdiri dari pixel silikon ini sangat rapuh atau mudah rusak.

Tim periset dinya dari Northwestern University, Illinois, AS, memecahkan masalah tersebut dengan menciptakan membran elastis setengah simetris. Membran tersebut dapat disusutkan sehingga memungkinkan untuk dipasang ke dalam mata bionik sebelum membran itu kembali mengembang ke bentuk asal.

Profesor Yonggang Huang dari Northwestern University menerangkan: "Kamera tradisional berfokus pada pandangan yang jelas di pusat bidikan, namun cahaya pandangan pada sisi target bidikan sekitarnya nampak semakin memudar. Namun, karena kamera mata bionik mempunyai lensa cembung maka memungkinkannya untuk mendapatkan ruang pandang yang luas layaknya cakupan pandang pada mata manusia."

Mata bionik ini hanya mempunyai 256 pixel atau masih jauh dari standar kamera digital dengan ribuan pixel. Namun, para periset menerangkan masih terbuka kemungkinan dalam waktu dekat untuk mendesain mata bionik dengan jumlah pixel yang lebih besar. (dailymail.co.uk)
Selanjutnya......

Sel Buatan Untuk Tunanetra

Sebuah penelitian di rumah sakit Moorfields Eye Hospital di London berhasil menemukan fakta bahwa dengan menggunakan sel buatan (cangkokan) mereka dapat membantu “membuat kembali” sel mata. Mereka berhasil mengimplementasikan sel buatan ini pada korban kebutaan akibat bahan kimia atau terkena kuman Aniridia. Mereka telah menerapkan teknologi ini pada 19 pasien. Hasilnya, 10 dari 19 orang tersebut kembali untuk check-up dengan hasil yang jauh lebih baik. Dapat melihat lagi. Sementara 9 (sembilan) orang lainnya belum melakukan check-up sehingga tidak diketahui bagaimana keadaan mereka saat ini.

Dr Daniel, salah seorang peneliti mengatakan:
Kornea mata mereka (korban karena zat kimia atau Aniridia) menjadi tidak tidak foku. PEmbuluh darah tumbuh di sekitar daerah ini dan akibatnya mereka tidak dapat melihat lagi. Ini sangat menyakitkan.

Dengan mengganti sel batang (salah satu jenis sel di kornea mata) kornea kembali menjadi jernih seolah mengganti permukaan mata dengan permukaan transparan yang sehat.

Kami tidak bisa mengembalikan ke kondisi semula, tapi para pasien menuturkan hasil yang lebih baik

Jika penelitian tentang sel batang ini dilanjutkan, ada kemungkinan membuat bagian tubuh manusia yang hilang karena kecelakaan atau penyakit.
Selanjutnya......

Alat Kiblat Untuk Tuna Netra

Kabar gembira bagi penyandang tuna netra, nantinya tak harus tergantung kepada orang lain. Dua mahasiswa Elektronika Institut Teknologi Nasional (ITN) menciptakan dua alat untuk membantu para tuna netra lebih mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Dua alat itu adalah kalkulator dan penunjuk arah kiblat yang tepat bagi tuna netra. Kedua alat yang didesain secara sederhana ini dapat memberikan informasi tentang hitung-hitungan maupun arah kiblat melalui pesan suara yang bisa didengar jelas oleh para tuna netra.

“Untuk lebih memudahkan para tuna netra menggunakan banyaknya tombol dalam kalkulator ini, saya membuatnya dengan menggunakan huruf braille,” ujar Mukhlish Andi Kristiyawan, pencipta kalkulator untuk tuna netra, Selasa (18/3).

Dalam pengoperasiannya, para tuna netra cukup memencet tombol sesuai dengan angka yang ingin di jumlah, kali maupun dibagikan, hasilnya akan keluar dalam bentuk suara. Sehingga para tuna netra tak perlu repot lagi menghitungnya.

“Biaya pembuatannya cukup murah yakni kurang dari Rp 500.000. Saya harap dengan temuan ini memberi kesempatan tuna netra untuk bekerja lebih luas lagi, apalagi lembaga pemerintah sudah mulai membuka diri untuk penyandang cacat,” beber mahasiswa asal Bojonegoro ini.
Selain kalkulator, mahasiswa ITN bernama Andi juga mencoba memadukan fungsi kompas dan pesan suara dengan bantuan microkontroler hingga menghasilkan penunjuk arah kiblat yang bagi tuna netra. Cukup dengan memencet tombol yang paling kiri, para tuna netra mampu
menentukan arah kiblatnya sendiri tanpa diarahkan lagi oleh orang lain.

“Saat menekan tombol paling kiri, alat ini akan memberikan perintah kemana tuna netra harus menghadap. Alat akan menyebut kata “tepat” jika posisi berdiri untuk shalat sudah benar,” sela Andi, penemu alat penunjuk arah kiblat.

Ditambahkan, dengan adanya kedua alat ini diharapkan mampu menjadikan para tuna netra lebih mandiri dalam menjalankan tugas keseharian mereka. “Saya berharap alat ini bisa membantu para tuna netra dalam beribadah,” tandasnya.[repro : surya.co.id/roely]
Selanjutnya......

Rabu, September 24, 2008

Potensi Tunanetra

Penampilannya begitu sederhana dengan pembawaan yang ramah. Begitulah Saharuddin Daming, satu dari 11 orang anggota terpilih Komnas HAM periode 2007-2012. Kehadirannya di antara komisioner lainnya menjadi istimewa karena Saharuddin adalah tunanetra –kelompok yang selama ini sering terdiskriminasi.

”Penyandang cacat selama ini adalah kelompok yang paling banyak mengalami perlakuan diskriminasi dan termarginalkan. Mereka sering dibatasi, dipersulit, bahkan dihilangkan haknya,” ujar Saharuddin mengenai alasannya mengikuti seleksi komisioner Komnas HAM.

Ada lebih dari 300 calon komisioner yang diseleksi. Maka, pria 42 tahun kelahiran Pare-Pare ini menganggap terpilihnya dirinya sebagai suatu hal yang tak terduga. Bahkan dengan merendah, Saharuddin mengelompokkan diri dalam kelompok ‘Paria’ di antara kelompok ‘Brahmana’ dan ‘Ksatria’ yangmengikuti seleksi komisioner Komnas HAM.

Kelompok ‘Brahmana’ yang ia maksud adalah para purnawirawan jenderal TNI dan Polri yang masih memiliki kekuasaan, memiliki uang, dan pengaruh. Kelompok ‘Ksatria’ adalah kelompok yang memiliki uang, tapi tidak punya pengaruh. Sedangkan kelompok ‘Paria’ adalah yang tak punya uang, tak punya pengaruh, dan hanya mengandalkan rasa percaya diri.

Kini, setelah masuk dalam deretan anggota komisiner, bungsu dari lima bersaudara ini sudah siap dengan agendanya. Dua yang paling diprioritaskan adalah memperjuangkan rativikasi konvensi international tentang hak penyandang cacat, yakni Resolusi PBB Nomor 61/106 Tahun 2006, sehingga bisa diberlakukan di Indonesia. Dan, memperjuangkan perubahan undang-undang yang secara substansial berpotensi menimbulkan pelanggaran HAM bagi penyandang cacat.

Penerimaan calon pegawai negeri sipil yang masih menggunakan klausul sehat jasmani sebagai salah satu persyaratan, ia sebut sebagai peraturan yang diskriminatif. ”Anehnya, beberapa kalangan medis atau dokter berpendapat cacat itu bagian dari tidak sehat jasmani,” ujar mantan ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Sulawesi Selatan (1994-2004) itu.

Advokat dengan klien rata-rata penyandang cacat ini sering menemukan fakta penyandang cacat tidak diberi hak mendapat surat keterangan berbadan sehat dari beberapa dokter. Karena itu, ayah dari Fadhilah Istiqamah (8 tahun) dan Mufidatul Husna (6 tahun) ini, berjanji akan memperjuangkan revisi semua peraturan yang mendiskreditkan penyandang cacat. Suami dari Yayi Zaitun Asdy (37 tahun) ini bahkan menilai UU Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat justru merupakan bagian dari masalah kemajuan tunanetra dan penyandang cacat pada umumnya.

Sejak 2005 kandidat doktor Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) ini berinisiatif menyusun draf perubahan UU tersebut seorang diri. ”Saya berharap agar draf undang-undang tersebut kelak diterima dan disahkan oleh penguasa sebagai legal standing bagi pemenuhan hak tunanetra dan penyandang cacat dalam arti yang sebenar-benarnya,” ujar Saharuddin.

Pembela hak
Saharuddin mengalami gangguan penglihatan sejak usia 10 tahun. Penyebabnya adalah mata kanannya kemasukan debu dari atap rumahnya yang ketika itu sedang dibenahi. Dengan kondisi satu mata yang rabun, ia tetap getol membaca buku meski dengan penerangan seadanya. Tak sampai setahun, mata kirinya ikut bermasalah. Ia sempat dioperasi, namun gagal. Dokter menyatakan sistem syaraf otak ke retina matanya lumpuh.

Kehidupan Saharuddin pun hanya diwarnai kepekatan. Ia menjalani pendidikan di SLB A Yapti, Makassar. Selepas SLB, ia melanjutkan ke SMA Muhammadiyah. Namun, tak puas dengan sistem di sekolah itu, ia pindah ke SMA Datuk Ribandang, Makassar. Kehadirannya di sekolah umum awalnya disambut sinis, heran, dan bingung oleh kalangan siswa maupun gurunya. Namun, dengan kekurangannya Saharuddin justru meraih peringkat pertama hingga ia tamat pada 1988.

Berbagai kisah menyentuh terus menemani langkahnya. Saat akan mendaftarkan diri ke Unhas, ia satu-satunya tunanetra yang ikut seleksi penerimaan mahasiswa baru (sipenmaru) Unhas. Anehnya, ketika pengumuman dirinya dinyatakan lulus, kelulusannya justru dicurigai. Sejumlah petinggi Unhas sempat berupaya menginvenstigasi kelulusan Saharuddin, apalagi dalam manifes calon mahasiswa tidak dilaporkan adanya peserta tunanetra.

Beruntung, ganjalan masuk ke Unhas berhasil dilewatinya dengan mulus. Ia kemudian menjalani masa-masa perkuliahan layaknya orang normal. Saharuddin tak pernah menggunakan peralatan dengan huruf Braille. Semua aktivitas perkuliahan dilakukannya dengan memakai alat perekam. Ia berhasil lulus pada 1994 dengan IPK 3,62.

Saharuddin bukanlah orang yang lemah dan gampang mengalah. Justru pada saat tertentu, sosoknya tampil sangar. Ini diperlihatkannya saat memimpin aksi-aksi demontrasi membela hak dan menyuarakan kepentingan penyandang cacat.

Pada 1998, misalnya, dengan berani Saharuddin dan kawan-kawan tampil membela hak pelajar SMU yang ditolak karena mereka tunanetra. Saharuddin menemui kepala Kandepdikbud Sulsel dan menyatakan bahwa diskriminasi dan ketidakadilan pendidikan terhadap tunanetra harus dihapuskan. Perjuangan Saharuddin berhasil. Mulai saat itu, seluruh SMU di Makassar terbuka bagi tunanetra, sepanjang memenuhi persyaratan administrasi.

Menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden, Saharuddin dan kawan-kawan beraksi di kantor KPUD Sulsel. Saharuddin memperjuangkan hak suara bagi para penyandang cacat. Mereka memperjuangkan penggunaan template dalam pelaksanaan pemilu agar para penyandang cacat tidak kehilangan hak politik mereka untuk memilih secara langsung.

Penggemar musik gambus ini mengaku telah siap dengan kemungkinan munculnya sikap sinis terhadap kiprahnya kelak, seperti yang telah ia alami sejak usia 12 tahun. Saharuddin sangat menyadari kekurangan fisiknya. Tapi, bagi dia, sikap sinis merupakan cerminan masyarakat yang tak paham bahwa di balik kegulitaan seorang tunanetra, terdapat potensi yang lebih terang dan kuat daripada yang diperkirakan orang banyak.

Sumber : www.republika.co.id
Selanjutnya......

Senin, September 22, 2008

Tongkat Elektronik Khusus Tunanetra

Menjadi manusia dengan keterbatasan tentu sangat tidak enak. Mereka butuh kepedulian orang lain/benda untuk dapat menjalankan aktifitas tertentu. Sebagai contoh, tuna netra. Jika mereka ingin berjalan-jalan mereka membutuhkan tongkat. Fungsinya: agar mereka dapat mengetahui batas jalan atau mengetahui adanya sesuatu yang mungkin bisa mereka tabrak. Seorang desainer Jim woo, mendengar keluhan ini dan membuat sautu alat bantu bagi para tuna netra. Alat yang diberi nama “Tactile Wand” ini mamu membantu orang tuna netra berjalan jalan. Fungsinya sama dengan tongkat kayu yang biasa digunakan oleh orang buta.
Cara kerjanya: alat ini akan memancarkan sinyal ke segala penjuru (khususnya bawah) untuk mengidentifikasi ada tidaknya benda/halangan. JIka ada halangan, tongkat ajaib ini akan bergetar. Makin dekat hambatannya, makin kuat pula getaran yang dirasakan oleh si penderita. Jadi penderita cukup terbantu dengan tongkat ini.

Selanjutnya......

Telepon Genggam Khusus Tuna Netra

HP atau telepon genggam sudah menjadi bagian dari hidup kita. Bisa dibilang kita tidak bisa hidup tanpa si "Henpon" ini. Coba bayangkan kalo kita tidak bisa melihat secara jelas angka2 dan huruf2 yang ada di handphone kita. Pasti kacau dan mengesalkan. Banyak para penderita Tuna Netra memiliki kemampuan untuk mengenali sesuatu misalnya pancaran warna. Takumi Yoshida menciptakan handphone yang menggunakan teknologi tersebut. Ia menggunakan Iluminasi warna dan keypad yang dapat dikenali oleh para penderita tuna netra tersebut yang ia namakan SENS.
Dengan bantuan cahaya tadi para pengguna tuna netra dapat melihat text kecil pada layar. Lampu iluminasi tersebut ditempatkan di sisi samping badan ponsel dimana bagian itulah yang paling terekspos ketika ponsel diletakkan di atas permukaan datar.
Selanjutnya......

Sabtu, September 13, 2008

HIPER Voice Nampil di Clarion Hotel

Hiper Voice singkatan dari Himpunan PERTUNI dan YAPTI merupakan group Nasyid dari Makassar,seluruh porsenilnya adalah tunanetra, yang berjumlah 6 (enam) orang.
Diundang oleh KiSEL (Koperasi TELKOMSEL) di Clarion Hotel dalam Safari Ramadhan dan Ramah Tamah KiSEL SULMALIRJA. Bareng teman - teman BAMPER XII mendampingi mereka yang juga ikut serta Ketua DPD PERTUNI SULSEL.Para pasukan BAMPER XII, bertugas mendampingi (Nganterin ke lokasi, nganter ke atas panggung, terus ngambilin makanan tentunya).Vokal dan kekompakannya dijamin bisa nandingin ma group nasyid lainnya.
Sip deh,gimana ngak mau ikut,itung-itung makan gratis (buka puasa bersama) di hotel berbintang (wuih),sedep bro.
Pulang balik dari meja prasmanan dengan hidangan beraneka ragam tuh,sampe jadi perhatian tamu dan undangan masing-masing nak BAMPER XII ditangannya ada 2 piring dengan porsi yang membukit (hehehehe) tuk ngambil makanan buat sahabat HIPER Voice.


Acara tersebut juga diselenggarakan oleh KiSEL untuk berbagi kepada Anak Panti Asuhan, berupa bantuan dana pendidikan dan tas sekolah.
Selanjutnya......

Minggu, September 07, 2008

Alat Potret Desain Khusus Tunanetra

Momen untuk mengenang masa lalu terekam secara visual oleh alat yang bernama kamera. Jika selama ini dibutuhkan mata untuk mengoperasikannya, Desainer Chueh Lee dari Samsung China perusahaan yang terus berusaha mendesain produk terbaru dan unik tersebut,telah mendesain kamera khusus bagi mereka yang tidak mampu melihat atau buta.Momen - momen tersebut ternyata juga sangat berarti bagi para tunanetra, kenapa tidak ??, bagaimana pengoperasiannya ?? , mungkinkah di operasikan oleh yang non tunanetra ??.
Touch Sight merupakan kamera digital revolusioner yang didesain khusus bagi mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan. Fiturnya simpel dan sangat mudah digunakan, termasuk fitur unik yang dapat merekam suara selama tiga detik. Suara itu dapat digunakan untuk melihat kembali dan mengatur foto yang sudah diambil. Sebagai ganti LCD, digunakan layar Braille yang mampu menampilkan gambar 3D dengan cara meng-emboss-kan permukaannya. Penggunanya bahkan dapat bertukar suara dan gambar ke sesama kamera Touch Sight.

Salah satu aspek menarik yang ditemukan oleh Chueh adalah posisi optimal kamera ini berada di depan dahi. Tim desainer Touch Sight adalah Chueh Lee, Liqing Zou, Ning Xu, Saiyou Ma, Dan Hu, Fengshun Jiang dan Zhenhui Sun.

Dengan konsep dan desain tersebut tim desain mendapatkan award dari 2008 Internasional Excellent Award
Rasanya Touch Sight akan dijajal tidak hanya oleh para tuna netra, tapi orang normal pun pasti ingin tahu bagaimana rasanya menyentuh gambar emboss di kamera ini.
Selanjutnya......

Sabtu, September 06, 2008

Apa Itu Tunanetra ???

Sahabat mungkin ada yang bertanya dan bahkan belum tau apa tunanetra itu,kali ini saya memberi sedikit info buat sahabat - sahabat mudah-mudahan memberikan gambaran mengenai tunanetra.

Tuna netra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang tidak dapat melihat atau buta. Untuk berjalan, seorang tuna netra menggunakan tongkat khusus, yaitu berwarna merah putih horizontal. Kebanyakan penyandang tuna netra memiliki kelebihan pada indera pendengaran dan penciuman. Dalam keterbatasan fisik itu, tak sedikit penyandang tuna netra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.
Sedangkan Huruf Braille adalah huruf timbul yang khusus digunakan untuk para penyandang tuna netra. Huruf ini terdiri dari kumpulan titik-titik yang disusun sedemikian rupa untuk menggantikan huruf biasa. Penulisannya pun menggunakan mesin ketik khusus Braile. Namun untuk penghitungan, penyandang tuna netra dapat menggunakan sempoa.

Gimana dah jelas ngak,ada yang mau bertanya???
Selanjutnya......

Selasa, September 02, 2008

Permintaan Hati

1+1=2
itu kata orang tapi bagi kami belum tentu
kadang kami dapat nol atau bisa jadi kosong
apalagi tidak semua orang berjiwa sosial
padahal Tuhan maha adil
telah memberikan kepada semua manusia kemampuan yang sama
tinggal manusia itu yang melatih bagian mana dari dirinya yang difungsikan
tinggal manusia itu maunya jadi apa dia dikehidupan ini


IDENTITAS QALBU

kenali putih lewat hitam
kenali hitam lewat putih
wajah adalah cermin hati
berapa banyak engkau tersenyum hari ini

kawan lawan luluh dengan senyuman
punya kawan 1.000.000.000 orang sangat sedikit
punya lawan 1 orang sudah sangat banyak
sadar ga sadar bahagiakah orang sekeliling kita

merah kuning sama bagi mereka
baik buruk tergantung hati kita
baik buruk tergantung sikap kita
buktikan pedulimu..........!!!!!!!!

By: Karca (ashar)
Selanjutnya......

Senin, September 01, 2008

Penyerahan Hadiah Turnamen Futsat Tunanetra

Turnamen Futsal usai sudah,pertandingan tersebut, memberi warna tersendiri bagi warga kota makassar, bagaimana tidak turnamen futsal yang di mainkan oleh para tunanetra belum pernah diselenggarakan baik itu tingkat lokal maupun nasional.
Penyerahan hadiah turnamen futsal tunanetra diselenggarakan di Anjungan Pantai Losari.Masing - masing juara diserahkan oleh , Juara I oleh Bapak Kadis Sosial Kota Makassar, Juara II oleh Pimpinan Umum Tribun Timur dan Juara III oleh Ketua DPD PERTUNI SULSEL.Berikut Dokumentasi penyerahan tersebut ...



Selanjutnya......

Kata Mereka

Ketua DPD PERTUNI SULSEL Hamzah M.Yamin
Dengan adanya website ini, memberikan warna tersendiri mengenai penyandang cacat, terkhusus tunanetra, media website menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang sangat bagus dengan jangkauan internasional,sehingga upaya mempublikasikan sahabat tunanetra dapat terjangkau secara menyeluruh. Aksi yang dilakukan BAMPER XII sebagai organisasi volunter / mitra PERTUNI sangat membantu kinerja DPD PERTUNI SULSEL dan penyandang tunanetra khususnya, teruslah memberikan satu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan