SELAMAT BERKUNJUNG,BERGABUNG MENJALIN IKATAN KEMITRAAN

Jalinan Kemitraan digalang oleh rasa simpati yang menggerakkan diri tuk berbuat "satu" namun memberi "seribu satu" makna,bagi eksistensi organisasi dan menciptakan karsa bagi mereka [Tunanetra]menghilangkan sikap stereotype,diskriminatif dan antipati sehingga mereka dapat eksis dalam kehidupan menuju penyetaraan [Berbuat Untuk Tunanetra,Berbuat Untuk Semua] Bagi sahabat yang ingin berbagi dan mendukung Program Kami,Kampanyekan Blog ini dengan mengcopy Banner Komunitas Peduli Tunanetra.Klik Disini
Buat Para Sahabat Pengunjung ,Blogger,Anggota KAPTEN MITRA,dan Anggota BAMPER XII,kami tunggu masukan dan sarannya yah, demi membangun organisasi kami dan terkhusus kepada para penyandang cacat khususnya Tunanetra.
Kami merekomendasikan Anda untuk mempergunakan Mozilla FireFox Web Development & Hosting

Minggu, Mei 18, 2008

Template Tunanetra 35 % tidak terpakai

Dari 12.150 template untuk penyandang tunanetra yang disiapkan Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Sulsel untuk Pemilihan Kepala Daerah Sulawesi Selatan (Pilkada Sulsel) 2007, hanya sekira 60 persen yang dipakai di TPS yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Sulsel.

Hal tersebut dikemukakan Ketua Pertuni Sulsel Hamzah di sela-sela pencoblosan Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 04 Yayasan Pertuni Sulsel, Makassar, Senin.

Menurut dia, sebelumnya pihak KPUD Sulsel meminta agar Pertuni menyiapkan 12.150 template yang akan digunakan penyandang tunanetra sesuai dengan jumlah kotak suara yang akan disebar di 23 kabupaten/kota di daerah ini.

Namun kemudian, ia mengemukakan, setelah dilakukan evalusi, ternyata jumlah kotak suara dikurangi dengan alasan efisiensi sehingga jumlahnya hanya lebih 7.000 kotak suara.

"Yang menjadi persoalan di lapangan, dari hasil pantauan kami, tidak semua TPS menyiapkan template. Padahal sebelumnya pihak KPUD Sulsel sudah setuju untuk menyiapkan template di setiap TPS," ungkapnya dengan nada kecewa.

Sebagai contoh, lanjutnya, TPS yang berlokasi di Jalan Bontoduri, Makassar, saat warga tunanetra menayakan kepada petugas PPS tentang alat khusus bagi penyandang cacat tunanetra, petugas PPS tersebut mengaku tidak tahu-menahu dan tidak ada template yang disiapkan.

"Ini menunjukkan bahwa sosialisasi penggunaan template di tingkat PPS dan KPPS belum terlaksana dengan baik. Sementara pihak KPUD Sendiri tidak pernah melibatkan unsur Pertuni pada saat sosialisasi," katanya.

Ia menambahkan, padahal penyediaan template itu penting untuk mengakomodasi warga penyadang cacat netra agar dalam menggunakan hak politiknya secara langsung, bebas dan rahasia sesuai dengan UU Pemilu.

Adapun jumlah penyandang cacat tunanetra di Kota Makassar mencapai sekitar 200 orang lebih sedang di Sulsel terdata sekitar 6.000 orang lebih.

Jumlah itu belum mencakup penyandang cacat lainnya seperti tunarungu, tunadaksa dan tunagrahita yang berdasarkan data World Health Organization (WHO) terdapat sekitar 1,5 persen penyandang cacat dari total sekitar delapan juta jiwa penduduk Sulsel dan Sulbar.

Terkait dengan adanya TPS yang tidak menyiapkan template, Hamzah mengatakan, pihaknya sungguh menyayangkan petugas di lapangan, padahal template yang sudah disiapkan sedemikian banyak, namun ternyata tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Ia juga menyesalkan, masih adanya penyandang cacat yang tidak terakomodasi untuk menggunakan hal pilihnya.

Postingan Terkait Lainnya :


Widget by BAMPERXII.Co.cc

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.

Kata Mereka

Ketua DPD PERTUNI SULSEL Hamzah M.Yamin
Dengan adanya website ini, memberikan warna tersendiri mengenai penyandang cacat, terkhusus tunanetra, media website menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang sangat bagus dengan jangkauan internasional,sehingga upaya mempublikasikan sahabat tunanetra dapat terjangkau secara menyeluruh. Aksi yang dilakukan BAMPER XII sebagai organisasi volunter / mitra PERTUNI sangat membantu kinerja DPD PERTUNI SULSEL dan penyandang tunanetra khususnya, teruslah memberikan satu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan