SELAMAT BERKUNJUNG,BERGABUNG MENJALIN IKATAN KEMITRAAN

Jalinan Kemitraan digalang oleh rasa simpati yang menggerakkan diri tuk berbuat "satu" namun memberi "seribu satu" makna,bagi eksistensi organisasi dan menciptakan karsa bagi mereka [Tunanetra]menghilangkan sikap stereotype,diskriminatif dan antipati sehingga mereka dapat eksis dalam kehidupan menuju penyetaraan [Berbuat Untuk Tunanetra,Berbuat Untuk Semua] Bagi sahabat yang ingin berbagi dan mendukung Program Kami,Kampanyekan Blog ini dengan mengcopy Banner Komunitas Peduli Tunanetra.Klik Disini
Buat Para Sahabat Pengunjung ,Blogger,Anggota KAPTEN MITRA,dan Anggota BAMPER XII,kami tunggu masukan dan sarannya yah, demi membangun organisasi kami dan terkhusus kepada para penyandang cacat khususnya Tunanetra.
Kami merekomendasikan Anda untuk mempergunakan Mozilla FireFox Web Development & Hosting

Kamis, Maret 06, 2008

Cara Berinteraksi dan Membantu Tunanetra

OLEH: SAHARUDDIN DAMING,SH.,MH

Berinteraksi dengan seorang penyandang tunanetra tidak perlu eksklusif, karena yang terpenting hanyalah kewajaran, ketulusan dan pengertian. Karena sesungguhnya sekat pembeda antara tunanetra dan yang bukan sangat tipis yaitu unsur visual. Sehingga kesenjangan antara keduanya jangan pernah diperlebar dengan latar belakang kepentingan primordial dan arogansi terselubung. Perlakukanlah mereka seperti anda memperlakukan orang lain kecuali pada saat-saat mereka memerlukan pertolongan ekstra, seperti halnya bila anda sendiri yang mengalaminya dalam keadaan tertentu.

Namun dalam realitas, pola interaksi kebanyakan orang dengan tunanetra bukan hanya dari kalangan awam, kalangan keluarga bahkan unsur pendidik luar biasa sendiri masih ada yang kurang atau tidak memahami pola interaksi dengan penyandang tunanetra dalam konteks kesopanan, kemandirian, dan fleksibilitas. Walau tidak ada panduan standar universal yang menyangkut hal itu, namun saya mencoba untuk menghimpun berbagai fenomena, pengalaman, dan hasil bacaan guna menyusun strategi berinteraksi dengan penyandang tunanetra antara lain sebagai berikut:

  1. Jika anda menjumpai seorang tunanetra di jalan yang tampaknya memerlukan bantuan, tanyakan kepadanya. Apakah ia membutuhkan bantuan anda, jangan mendorongnya atau memegangnya dari belakang sambil berjalan-jalan seolah-olah anda yang dituntun. Tetapi sodorkan lengan anda untuk dipegangnya, kemudian tuntunlah dan biarkan ia mengikuti anda menyeberangi jalan dengan aman. Jangan pula bantuan diberikan dengan cara berteriak dari kejauhan seperti kiri, kanan, mundur, maju dan sebagainya. Karena boleh jadi informasi yang anda berikan tidak sesuai dengan maksud bantuan anda. Sebaiknya anda langsung mendatangi seraya menuntun langsung ke arah yang dikehendakinya.
  2. Jika anda menemui mereka berjalan dengan tongkat dan anda bermaksud untuk menuntunnya, hindarilah menuntun dengan hanya menarik tongkatnya. Kecuali jika Ia berhadapan dengan lubang, parit atau rintangan lain. Peganglah tangannya yang sedang memegang tongkat seraya mengenalkan keadaan medan dengan tongkatnya.
  3. Jika anda menuntunnya biarkan Ia memegang lengan anda, dan berjalan perlahan-lahan sedikit di depannya seraya waspada terhadap rintangan-rintangan. Jangan lupa memberi isyarat atau informasi mengenai situasi medan yang dilalui, terutama rintangan berupa lubang, parit, tiang listrik, pohon dan cabang-cabangnya yang kadang di luar perhitungan anda justru membahayakan dirinya.
  4. Jika dalam menuntun anda harus menaiki tangga berhentilah di depan tangga dan tanyakan apakah Ia ingin naik atau turun, dan beritahukanlah jumlah anak tangganya. Jika tangganya dilengkapi dengan pegangan tangan, letakkan tangannya di pegangan tangga tersebut. Beritahulah bila anda telah mencapai anak tangga terbawah atau sebaliknya.
  5. Jika tangganya berupa eskalator letakkan tangannya pada pegangan tangga bagian pangkal (tidak sejajar dengan anak tangga), isyaratkan agar mengangkat salah satu kaki ke anak tangga dan biarkan posisi ke dua kakinya berada pada anak tangga terdepan dibantu dengan pegangan tangannya berfungsi sebagai detektor ujung tangga.
  6. Bila Ia ingin duduk, bantulah dia meletakkan tangannya ke sandaran atau ke jok kursi sebagai cara untuk mengenalkan posisi kursi. Biarkan dia duduk sendiri, jangan mendudukkannya dengan cara memegang badannya lalu menekan untuk duduk, karena sungguh cara demikian tidak disukainya.
  7. Jika Ia hendak naik kendaraan umum, letakkan tangannya pada bagian pintu dan katakan pada penumpang lain seraya minta tempat duduk untuknya. Tapi awas jangan sampai kepalanya membentur bagian atas pintu atau atap kendaraan. Namun jika anda turut bersamanya sebagai penumpang, naiklah terlebih dahulu seraya menuntunnya hingga mencapai tempat duduk untuknya, selanjutnya lakukan seperti cara mendudukkan di atas. Jangan sekali-kali dia yang naik duluan dan anda mengarahkan dari belakang, karena dengan cara demikian menyulitkan ia mencari tempat duduk sendiri dan memungkinkan Ia meraba sesuatu yang tidak perlu.
  8. Jika anda bermaksud memboncengnyaq dengan kendaraan roda dua cukup anda menepuk jok boncengan kendaraan anda. Lalu aktifkan mesin dan minta Ia untuk duduk begitu kendaraan siap anda luncurkan. Sebelum bergerak, tanyakan kepadanya apakah Ia biasa dibonceng, kalau iya, maka anda tidak perlu memberikan isyarat apa-apa, tapi kalau tidak, mulailah dengan memintanya meletakkan kedua kakinya di stand kaki sambil tangan memegang bagian sadel atau badan anda sendiri.
  9. Jika anda seorang guru atau dosen,atau sebagai pembawa materi pada suatu temu ilmiah dimana dalam kegiatan tersebut diikuti pula oleh penyandang cacat tunanetra, paparkanlah materi anda sebagaimana biasanya. Namun jika anda bermaksud menerangkan melalui media proyektor OHP, komputer dan papan tulis, jangan diam saja atau sekedar menunjuk gambar,simbol dan karakter yang tampak dengan perkataan ini dan itu. Kemukakanlah apa yang anda tunjuk di media tersebut.
  10. Jika anda mengantarnya untuk bertemu dengan orang penting, carilah dahulu informasi tentang ruangan dan ciri-ciri orang dimaksud. Jika sudah,tuntunlah ia masuk ke ruangan tersebut seraya melepaskannya untuk duduk ditempat yang telah disediakan. Mulailah dengan menghampiri orang yang dimaksud, seraya menyampaikan bahwa klien anda ingin berbicara dengannya. Jangan tinggalkan mereka jika memang tidak diminta.
  11. Jika anda harus berjalan beriringan, cukup memegang jari tangannya biar kelihatan santai akan tetapi jika jalan ramai atau sempit, isyaratkan hal itu kepadanya agar ia memegang tangan anda. Hindarkan memegang tangannya terlalu keras, menarik/mengangkat pegangan tangan agak ketinggian, atau posisi tangan yang dipegang dimasukkan di saku celana atau posisi-posisi lain yang menimbulkan kecanggungan.
  12. Jika anda menjamu mereka makan dan minum ambil tangannya untuk mengenalkan jenis makanan dan minuman yang anda sajikan. Mulailah dengan mengenalkan wadah yang berukuran paling tinggi hingga paling kecil. Jika makanan tersebut tercampur dalam satu piring, raih jarinya serayamengenalkan posisi lauk, sayur, sambal dan lain-lain. Anda jangan menginformasikan keadaan letak hidangan hanya dengan menunjuk.
  13. Jika anda menyapa tunanetra, beritahukan siapa anda bila mereka tidak mengenali suara anda. Hindari kebiasaan menguji kemampuan memorinya untuk mengenali anda karna dengan cara demikian, justru makin membebani dan melarutkan Ia dalam lembah kegulitaan yang seyogyanya dilupakannya. Bila anda ingin meninggalkan mereka, beritahukanlah, karna akan sangat memalukan bagi tunanetra bila dijumpai berbicara sendiri.
  14. Jika anda bertemu seorang tunanetra di tempat yang baru baginya, kenalkanlah tempat itu padanya terutama hal-hal yang berhubungan langsung dengan fasilitas yang ada seperti WC, tempat duduk, tempat tidur, tempat ibadah dan terutama hal-hal yang dapat membahayakan baginya.
  15. Jika anda mengunjungi seorang tunanetra, jangan memindahkan barang-barangnya tanpa memberitahukannya karna akan memakan waktu berjam-jam baginya untuk menemukannya kembali. Demikian pula jika anda bermaksud untuk memberikan sesuatu berupa benda, maka beritahukanlah maksud anda itu sambil memukul-mukul benda yang anda tawarkan hingga menimbulkan bunyi. Sebab dengan bunyi benda yang anda pukul akan menjadi acuan baginya untuk menuju atau meraih benda dimaksud dengan tepat.
  16. Agar anda dapat merasakan bagaimana hidup sebagai seorang tunanetra, cobalah melakukan kegiatan sehari-hari seperti makan siang, membuat minuman, berdandan, atau mencari sesuatu dengan mata tertutup. Jika anda telah merasakan betapa berat hidup sebagai seorang tunanetra, maka bersyukurlah seraya meyakinkan diri anda untuk membantu mereka.
  17. Jika pada lingkungan atau keluarga anda atau di mana saja anda menjumpai tunanetra, tanyakanlah apakah Ia telah atau sedang bersekolah. Apabila tidak, berikan penyuluhan kepada keluarga dan dirinya hingga Ia tertarik untuk bersekolah. Agar mereka tidak merasa rendah diri, diisolir, dan disia-siakan, maka hindari kebiasaan menyapa mereka berupa panggilan “si buta” atau sebutan lain yang identik dengan kebutaan yang disandangnya. Beritahu dan yakinkanlah dia serta lingkungan sosial anda bahwa kebutaan tidak harus disesali dan diterima dengan fatalisme. Lakukanlah prakarsa untuk mengubah pandangan destruktif masyarakat terhadap eksistensi penyandang tunanetra dengan tindakan-tindakan kongkrit berupa advokasi, mengajaknya bersekolah, atau paling kurang memposisikan dirinya sebagai orang yang memiliki potensi terpendam.
  18. Jika mereka memandang sekolah sebagai hal yang sia-sia, yakinkanlah bahwa sekolah bukan hanya untuk modal kerja tetapi juga dapat mengangkat harkat dan martabatnya sebagai manusiayang dibekali potensi akal dan iman di mana untuk mempertajam keduanya, maka media yang paling representatif untuk itu adalah sekolah.
  19. Tunanetra atau penyandang cacat lain yang berminat untuk bersekolah dengan kategori usia sekolah (7-20 tahun) dapat dirujuk pada lembaga pendidikan khusus ke lembaga yang mengelola pendidikan luar biasa untuk mereka atau pusat rehabilitasi di tempat yang anda cukup kenal, baik dari hasil observasi langsung maupun hanya berdasarkan referensi bacaan. Jika tersedia waktu, sebaiknya anda turut mengantarkannya langsung ke lembaga tersebut seraya memberi semangat dan kepercayaan diri.

Postingan Terkait Lainnya :


Widget by BAMPERXII.Co.cc

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.

Kata Mereka

Ketua DPD PERTUNI SULSEL Hamzah M.Yamin
Dengan adanya website ini, memberikan warna tersendiri mengenai penyandang cacat, terkhusus tunanetra, media website menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang sangat bagus dengan jangkauan internasional,sehingga upaya mempublikasikan sahabat tunanetra dapat terjangkau secara menyeluruh. Aksi yang dilakukan BAMPER XII sebagai organisasi volunter / mitra PERTUNI sangat membantu kinerja DPD PERTUNI SULSEL dan penyandang tunanetra khususnya, teruslah memberikan satu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan