SELAMAT BERKUNJUNG,BERGABUNG MENJALIN IKATAN KEMITRAAN

Jalinan Kemitraan digalang oleh rasa simpati yang menggerakkan diri tuk berbuat "satu" namun memberi "seribu satu" makna,bagi eksistensi organisasi dan menciptakan karsa bagi mereka [Tunanetra]menghilangkan sikap stereotype,diskriminatif dan antipati sehingga mereka dapat eksis dalam kehidupan menuju penyetaraan [Berbuat Untuk Tunanetra,Berbuat Untuk Semua] Bagi sahabat yang ingin berbagi dan mendukung Program Kami,Kampanyekan Blog ini dengan mengcopy Banner Komunitas Peduli Tunanetra.Klik Disini
Buat Para Sahabat Pengunjung ,Blogger,Anggota KAPTEN MITRA,dan Anggota BAMPER XII,kami tunggu masukan dan sarannya yah, demi membangun organisasi kami dan terkhusus kepada para penyandang cacat khususnya Tunanetra.
Kami merekomendasikan Anda untuk mempergunakan Mozilla FireFox Web Development & Hosting

Sabtu, Maret 08, 2008

Si Mata dan Si Hati

Oleh : praditya

Guide: Karena banyak yang bilang tulisan kali ini berat, jadinya saya beri petunjuk buwat memahami tulisan ini. Tulisan ini menggunakan beberapa analogi, jadi sembari membaca silakan pikirkan baik-baik fakta realita yang ada. Dan tentu saja, bacalah tidak hanya dengan menggunakan mata, tapi juga mata hati. Huhuhu…
Seorang yang buta hari itu datang menghampiri, sementara si pemilik mata balik mengamati. Si Mata pun tak henti-hentinya ‘menelanjangi’ kejelekan si buta.
“Ah… Aku lebih baik dari dia,”
Si mata pun masih saja berkoar. Aku berupa bola mata indah, yang binarnya mampu membuat takjub para pemerhatiku. Aku mampu melihat dunia, warna-warninya, dan kan kuwarnai dunia ini. Mata memang panglima diri! Dan dengan aku tentu saja banyak yang bisa melihat kertas jawaban teman-teman pada saat ujian. Huhuhu…
Si mata kembali menatap tajam si buta. Seakan dengan pongahnya dia berkata,
“Hai buta! Apa yang bisa kamu lakukan sementara kamu tidak memiliki mata indah nan memikat sepertiku ini?”
Si mata pun bertambah keangkuhannya karena ia tahu bahwa mata si buta tentu saja tidak akan bisa menjawab pertanyaannya. Ya… Si mata buta memang bisu!
Tapi, di luar sepengetahuan si mata, datang suara lembut nan elok menjawab pertanyaan angkuh si mata…
“Wahai mata yang binarmu menerangi dunia,”
“Hah, siapa itu? Dimana kamu?”
Aku adalah sesuatu yang dimiliki oleh si buta. Dan mungkin saja aku tidak kau miliki. Ohh… Si buta ini tidak seperti apa yang kau bayangkan. Ia hanya ‘menidurkan’ kedua matanya untuk sesaat saja. Sungguh bila kau tahu apa yang kan terpancar dari kedua mata ini bila ia mampu membukanya, pastilah kau kan merasa takjub dibuatnya.
“Hey… Siapa kamu? Ayo tunjukkan dirimu!”
Aku tidaklah seperti dirimu yang memiliki rupa elok nan indah. Aku hanyalah sifat yang bersemayam dalam tubuh si buta ini. Mungkin aku memang tidak mampu untuk melihat dunia layaknya dirimu. Dan aku juga tidak mampu untuk melihat ‘kecacatan’ seperti yang kau lakukan pada si buta ini. Sekali lagi, aku berbeda dengan dirimu wahai mata…
“Memang kamu seperti apa? Sudah sudah, gak usah basa-basi, tampakkan dirimu!”
Kamu terletak di luar tubuh, sedangkan aku berada dalam jiwa setiap orang yang berbudi. Sebab, bila aku berada di luar tubuh sepertimu, hanya ‘kecacatan’ dan kejelekan seseorang saja yang bisa kulihat. Sungguh, karena itu aku hanya ingin berada dalam jiwa si buta. Dan karena itu, aku memang tidak dapat melihat ‘kecacatan’ dan kejelekan orang lain, tapi aku mampu melihat kejelekan ku sendiri.
Tidak! Sekali lagi tidak! Tuhan tidak seangkuh dirimu walau mungkin ia menakdirkan si buta untuk ‘menidurkan’ kedua mata indah nya. Tuhan kuyakin juga tidak ingin menampakkan ‘kecacatan’ semu yang ada pada si buta. Tapi, Tuhan sepertinya memang ingin memperlihatkan kepada si buta, bahwa dunia tidaklah harus terlihat dan dirasakan. Bahkan si buta pun lebih mampu untuk merasakan dunia dibanding dirimu yang merasa mampu mewarnai dunia.
Aku juga tidak memerlukan cahaya terang yang pada akhirnya akan menembus retina yang akan menciptakan gambaran dunia selayaknya dirimu. Karena memang aku bisa menerangi si buta setiap saat dengan cahayaku sendiri. Namun sepertinya aku mampu untuk menggambarkan seseoarang seutuhnya.
“Ini terakhir kali pertanyaanku! Memang siapa dirimu?”
Aku biasa disebut banyak orang dengan… MATA HATI…
Kesimpulannya yang ngawur: Emang sepertinya bener lebih enak dipijet sama tukang pijet tunanetra bila dibandingkan dengan tukang pijet biasa. Karena dia memijat dengan menggunakan perasaan mata hatinya. Huhuhu…

Postingan Terkait Lainnya :


Widget by BAMPERXII.Co.cc

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.

Kata Mereka

Ketua DPD PERTUNI SULSEL Hamzah M.Yamin
Dengan adanya website ini, memberikan warna tersendiri mengenai penyandang cacat, terkhusus tunanetra, media website menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang sangat bagus dengan jangkauan internasional,sehingga upaya mempublikasikan sahabat tunanetra dapat terjangkau secara menyeluruh. Aksi yang dilakukan BAMPER XII sebagai organisasi volunter / mitra PERTUNI sangat membantu kinerja DPD PERTUNI SULSEL dan penyandang tunanetra khususnya, teruslah memberikan satu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan