SELAMAT BERKUNJUNG,BERGABUNG MENJALIN IKATAN KEMITRAAN

Jalinan Kemitraan digalang oleh rasa simpati yang menggerakkan diri tuk berbuat "satu" namun memberi "seribu satu" makna,bagi eksistensi organisasi dan menciptakan karsa bagi mereka [Tunanetra]menghilangkan sikap stereotype,diskriminatif dan antipati sehingga mereka dapat eksis dalam kehidupan menuju penyetaraan [Berbuat Untuk Tunanetra,Berbuat Untuk Semua] Bagi sahabat yang ingin berbagi dan mendukung Program Kami,Kampanyekan Blog ini dengan mengcopy Banner Komunitas Peduli Tunanetra.Klik Disini
Buat Para Sahabat Pengunjung ,Blogger,Anggota KAPTEN MITRA,dan Anggota BAMPER XII,kami tunggu masukan dan sarannya yah, demi membangun organisasi kami dan terkhusus kepada para penyandang cacat khususnya Tunanetra.
Kami merekomendasikan Anda untuk mempergunakan Mozilla FireFox Web Development & Hosting

Selasa, Mei 13, 2008

Pendidikan Inklusi Belum Dipahami

Pendidikan inklusi yang menghargai semua siswa dengan keunikan mereka masing-masing masih belum banyak dipahami dan dijalankan oleh pemerintah maupun sekolah. Kendalanya karena sistem pendidikan Indonesia masih mengedepankan penyeragaman untuk bisa memenuhi target kurikulum daripada penyesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. "Untuk bisa menjalankan pendidikan inklusi, sistem pendidikan harus berubah. Tanpa perubahan sistem, pendidikan inklusi yang dicanangkan pemerintah sampai kapan pun cuma angan-angan.
Harus diubah!" kata Mulyono Abdurrahman, ahli pendidikan khusus dari Universitas Negeri Jakarta. Mulyono menyampaikan pandangannya dalam seminar bertajuk "Cerdas Istimewa dalam Kelas Inklusi" yang dilaksanakan Yayasan Adhi Purusa (Paguyuban Orang Tua Anak Gifted-Talented) dan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta, Sabtu (24/11).
Menurut Mulyono, sekolah inklusi yang ada masih dipahami dan dijalankan dengan cara yang keliru. Seolah dengan menerima anak berkebutuhan khusus, umumnya penyandang cacat, untuk belajar bersama anak-anak normal lainnya, sekolah tersebut sudah mengklaim sebagai sekolah inklusi.
Endang Widyorini, psikolog dari Universitas Soegijapranata Semarang, mengatakan, setiap anak tidak bisa dianggap sama dengan anak yang lain. Guru harus mengkaji kekurangan dan kelebihan siswa. Lalu, setiap siswa dibuatkan program dan target sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.
Sekolah inklusi yang bisa dikatakan cukup ideal bisa dilihat di SDN Inklusi Klampis Ngasem I/246 Surabaya, Jawa Timur.

Sumber: Kompas, 26 November 2007

Postingan Terkait Lainnya :


Widget by BAMPERXII.Co.cc

Your cOmment"s Here! Hover Your cUrsOr to leave a cOmment.

Kata Mereka

Ketua DPD PERTUNI SULSEL Hamzah M.Yamin
Dengan adanya website ini, memberikan warna tersendiri mengenai penyandang cacat, terkhusus tunanetra, media website menjadi salah satu bentuk sosialisasi yang sangat bagus dengan jangkauan internasional,sehingga upaya mempublikasikan sahabat tunanetra dapat terjangkau secara menyeluruh. Aksi yang dilakukan BAMPER XII sebagai organisasi volunter / mitra PERTUNI sangat membantu kinerja DPD PERTUNI SULSEL dan penyandang tunanetra khususnya, teruslah memberikan satu kebaikan kepada mereka yang membutuhkan